Breaking News

Blogger news

Minggu, 22 Mei 2016

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada


Puisi Oleh: Sapardi Djoko Damono
Read more ...

Yang Fana Adalah Waktu

Yang fana adalah waktu.  Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?”
tanyamu.
Kita abadi.


Puisi Oleh: Sapardi Djoko Damono
Read more ...

Kisah

Kau pergi, sehabis menutup pintu pagar sambil sekilas menoleh namamu sendiri yang tercetak di plat alumunium itu.  Hari itu musim hujan yang panjang dan sejak itu mereka tak pernah melihatmu lagi.
Sehabis penghujan reda, plat nama itu ditumbuhi lumut sehingga tak bisa terbaca lagi.
Hari ini seorang yang mirip denganmu nampak berhenti di depan pintu pagar rumahmu, seperti mencari sesuatu. la bersihkan lumut dari plat itu, Ialu dibacanya namamu nyaring-nyaring.
Kemudian ia berkisah padaku tentang pengembaraanmu


Puisi Oleh: Sapardi Djoko Damono
Read more ...

Hujan Bulan Juni

tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni

dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu


tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni

dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu



tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni

dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu


Puisi Oleh: Sapardi Djoko Damono
Read more ...

Dalam Diriku

dalam diriku mengalir

sungai panjang


darah namanya…


dalam diriku menggenang

telaga darah


sukma namanya…


dalam diriku meriak

gelombang suara


hidup namanya…



dan karena hidup itu indah

aku menangis sepuas-puasnya…

Puisi Oleh: Sapardi Djoko Damono
Read more ...

Kembang Tanjung

Karya : Soni Farid Maulana


Kau benar. akhirnya aku kembali ke dalam sunyi. Pintu hatiku, yang aku buka seluas tujuh tahun cahaya, menyebabkan angin sedingin jantung si mati bersarang disitu. Jika angin itu menjelma badai, diriku hancur dibuatnya.

Kau benar, aku harus pergi ke dunia lain, menutup kembali pintu itu rapat-rapat. Kini aku mengerti, bahwa cinta, dan mencintai harus dibedakan, tidak boleh disandingkan dalam kursi yang sama. Sakit juga, ya, bila pada akhirnya, aku harus pamit dari kehidupan orang yang aku cintai. Ya, kau pernah bertanya, apa sesungguhnya cinta itu? Kini aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu, selain terlempar ke ujung tanjung, dunia sunyi, sepi, seperti sumur tua, yang airnya absen dikoyak timba purba. Periku, seandainya saat ini kau ada disisiku, kau pasti tertawa ngakak, “apa aku bilang!” begitu kau berkata.

Aku percaya pada awas mata batinmu yang mampu membaca masa depan, dan kau bilang, kelak aku akan snediri, bagai bintang mati dipojok jagat raya. Periku, apakah aku bisa hidup sendiri? Apakah dalam kesendirian itu aku bisa tenang menghadapi kematian, tanpa orang yang aku cintai? Kau bilang, mati itu sendiri, tanpa orang yang dicintai. Jadi belajarlah hidup sendiri. Periku, apa yang aku takutkan kini terjadi, betapa pamit itu menyakitkan. Betapa kematian kini membayang dihadapanku, dan aku dirindukannya sebagaimana dulu aku merindukan seseorang datang kepadaku, lembut bagai rembulan. Kau jangan tertawa ngakak? Jangan pula bilang, “pangkuanku terbuka lebar, seluas tujuh tahun cahaya! Selembut ciuman sang ajal di bukit golgota. Bukit merah anggur darah”

2009
Read more ...

Hatiku Selembar Daun

hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput;

nanti dulu, biarkan aku sejenak terbaring di sini;


ada yang masih ingin kupandang, yang selama ini senantiasa luput;


sesaat adalah abadi sebelum kausapu tamanmu setiap pagi.


Puisi Oleh: Sapardi Djoko Damono
Read more ...

Perahu Kertas

Waktu masih kanak-kanak kau membuat perahu kertas dan kau layarkan di tepi kali; alirnya Sangat tenang, dan perahumu bergoyang menuju lautan.

“Ia akan singgah di bandar-bandar besar,” kata seorang lelaki tua.  Kau sangat gembira, pulang dengan berbagai gambar warna-warni di kepala.

Sejak itu kau pun menunggu kalau-kalau ada kabar dari perahu yang tak pernah lepas dari rindu-mu itu.

Akhirnya kau dengar juga pesan si tua itu, Nuh, katanya,


“Telah kupergunakan perahumu itu dalam sebuah banjir besar dan kini terdampar di sebuah bukit.”

Puisi Oleh: Sapardi Djoko Damono
Read more ...

Kuterka Gerimis

Kuterka gerimis mulai gugur
Kaukah yang melintas di antara korek api dan ujung rokokku
sambil melepaskan isarat yang sudah sejak lama kulupakan kuncinya itu


Seperti nanah yang meleleh dari ujung-ujung jarum jam dinding yang berhimpit ke atas itu
Seperti badai rintik-rintik yang di luar itu


Puisi Oleh: Sapardi Djoko Damono
Read more ...

Tajam Hujanmu

tajam hujanmu
ini sudah terlanjur mencintaimu:
payung terbuka yang bergoyang-goyang di tangan kananku,
air yang menetes dari pinggir-pinggir payung itu,
aspal yang gemeletuk di bawah sepatu,
arloji yang buram berair kacanya,
dua-tiga patah kata yang mengganjal di tenggorokan
deras dinginmu
sembilu hujanmu


Puisi Oleh: Sapardi Djoko Damono
Read more ...

Puisi : Pernyataan Cinta

Acep Zamzam Noor

Kau yang diselubungi asap

Kau yang mengandap seperti candu

Kau yang bersenandung dari balik penjara

Tanganmu buntung karena menyentuh matahari

Sedang kakimu lumpuh

Aku mencintaimu dengan lambung yang perih

Pikiran yang dikacaukan harga susu

Pemogokan serta kerusuhan yang meletus dimana-mana.

Darah dan airmataku tumpah

Seperti timah panas yang dikucurkan ke telingan

Ku bayangkan tanganmu yang buntung serta kakimu yang lumpuh.

Tanpa menunggu seorang pemimpin

Aku mereguk bensin dan menyemburkannya ke udara

Lalu bersama mereka aku melempari toko

Membakar pasar, gudang dan pabrik sebagai pernyataan cinta

Betapa menyedihkan mencintaimu tanpa kartu kredit

Tanpa kamar hotel atau jadwal penerbangan

Para serdadu berebut ingin menyelamatkan bumi

Dari gempa dahsyat.

Kuda-kuda menerobos pagar besi

Anjing-anjing memercikan api dari sorot matanya

Sementara aku melepaskan pakaian dan sepatu

Ternyata mencintaimu tak semudah turun ke jalan raya

Menentang penguasa atau memindahkan gunung berapi ke tengah-tengah kota

Aku berjalan dengan kayu dipunggungku

Seperti kereta yang menyeret gerbong-gerbong kesedihan

Melintasi stasiun-stasiun yang sudah berganti nama

Ku dengar bunyi rel yang pedih tengah menciptakan lagu

Gumpalan mendung meloloskan diri dari mataku

Menjadi halilintar yang meledakan kemarahan pada tembok dan spanduk.

Aku mencintaimu

Dengan mengerat lengan dan melubangi paru-paru

Aku mencintaimu dengan menghisap knalpot dan menelan butiran peluru

Wahai kau yang diselubungi asap

Wahai kau yang mengendap seperti candu

Wahai kau yang terus bersenandung meskipun sakit dan miskin

Wahai kau yang merindukan datangnya seorang pemimpin


Tunggulah aku yang akan segera menjemputmu dengan sebotol minuman keras.

Read more ...

Minggu, 08 Mei 2016

Puisi Persahabatan

Sinar Seorang Sahabat

Dalam sebuah kesunyian
Dijalan pelita
Soal hidup yang kadang tak menentu
Merangkai kisah dalam kesendirian
Ungkapan tulus dari seseorang
Seolah menjadi sinar yang mendadak datang
Berbagi duka dan tawa
Ibarat angin yang menebar keceriaan
Atau bulan yang setia menemani kegelapan
Disaat ku jatuh dan pasrah
Kawan…
Temani bintang yang kesepian
Yang cahayanya nyaris pudar ini
Yang enggan menunjukan kerlip kebahagiaannya
Ayo rangkai sebuah kisah persahabatan
Kisah yang tak pernah berakhir meski di telan waktu
Ayo jalani bersama
Takdir kita jalani dengan penuh perjuangan

oleh Rifa Annisa, Majalengka

Sumber :

http://lifeblogid.com/2015/01/07/kumpulan-puisi-persahabatan-sejati-paling-indah/
Read more ...

Buku Harian

Buku harian adalah sebuah buku yang digunakan untuk menuliskan hal-hal pribadi yang berkaitan erat dengan pemilikinya . tulisan dalam sebuah buku harian memiliki ciri tersendiri. Salah satu cirinya ialah pembubuhan tanggal penulisan. Ketika menulis pengalaman pribadi dalam buku harian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
  1. Cara Pengungkapan
Cara pengungkapan berkaitan dengan situasi peristiwa yang terjadi. Misalnya, situasi peristiwa yang ingin dituliskan adalah situasi bahagia maka kamu pun akan menggunakan kalimat-kalimat yang menggambarkan kebahagiaan.
  1. Bahasa
Bahasa berkaitan dengan bahasa yang baik dan benar, serta santun. Bahasa yang baik dan benar merupakan bahasa yang sesuai dengan aturan kebahasaan dan situasi pemakainya. Sementara itu, bahasa yang santun dipergunakan untuk tujuan etika berbahasa. Tujuan digunakannya bahasa yang baik dan benar, serta santun ketika menulis sebuah buku harian adalah agar tulisannya menjadi menarik untuk pembacanya.
Sumber:
Muslim, M.Umar dan Kushartanti. 2011. Bahasa Indonesia untuk SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Dian Rakyat


Read more ...

Hal-Hal Penting dalam Wawancara

Wawancara adalah percakapan Tanya jawab yang dilakukan oleh duaorang atau lebih tentang suatu tema. Dalam wawancara, seorang menjadi penanya dan seorang lain menjadi narasumber. Penanya bertugas mencari dan menanyakan informasi tentang sesuatu dari tema yang dibicarakan. Narasumber adalah orang yang diwawancarai atau yang memeberikan informasi. Narasumber biasanya seorang yang professional, ahli, tokoh, atau orang yang benar-benar memahami seluk beluk tentang tema yang dibicarakan.
Untuk dapat menuliskan hal-hal penting dari wawancara yang didengar, ada dua hal yang perlu diperhatikan:
  1. Pertanyaan yang diajukan oleh penanya
  2. Jawaban narasumber menegnai pertanyaan tersebut.
Berdasarkan jawaban narasumber tersebut, akan diperoleh hal-hal penting. Penanya dapat mencatatnya dengan kalimat yang yang singkat. Langkah-langkah dalam menuliskan hal yang dikemukakan narasumberdalam wawancara:
  1. Persiapkan alat tulis, buku catatan, atau alat perekam
  2. Simaklah dengan saksama pernyataan-pernyataan yang dikemukakan narasumber
  3. Catat pernyataan-pernyataan yang diperlukan
  4. Tanyakan kembali kepada narasumber hal-hal yang tidak atau kurang dipahami.

sumber:
Dahlia, Riyanti Taqi, dan Harsono. Bahan Ajar Media Intensif Penunjang Cita-Cita Siswa Kreatif. Usaha Makmur Solo.


Read more ...

Cerita Rakyat : Bawang Merah dan Bawang Putih



Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang gadis cantik bernama Bawang Putih. Mereka hidup bahagia, rukun dan damai meski ayahnya hanya pedagang biasa. Kebahagiaan itu terganggu ketika ibu Bawang Putih sakit keras dan tidak bisa disembuhkan sampai akhirnya meninggal dunia.

Di desa mereka tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Setelah kematian ibunya, Bawang putih sering dikunjungi ibu Bawang Merah. Dia sering membawakan makanan, membantu Bawang Putih membereskan rumah dan menemani keluarga itu ngobrol. Setelah sekian hari, ayah Bawang Putih berpikir untuk menikahi
ibu Bawang Merah.

Ayah Bawang Putih pun menikah dengan ibu Bawang merah. Ibu Bawang Merah dan anaknya mula-mula memang sangat baik hati, namun lama kelamaan sifat aslinya mulai kelihatan. Mereka memarahi Bawang Putih dan memberinya pekerjaan berat, apalagi saat ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang. Bawang Putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah sementara Bawang Merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja. Ayah Bawang putih tidak mengetahuinya karena Bawang Putih tidak pernah mengadu.

Suatu ketika ayah Bawang Putih jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang Merah dan ibunya semakin semena-mena, sampai-sampai Bawang Putih hampir tidak pernah bisa istirahat. Dia harus bangun sebelum subuh, menyiapkan air panas untuk mandi, memasak sarapan bagi Bawang Merah dan ibunya. Dia juga harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju. Selepas itu ia juga harus menyetrika baju, membereskan rumah, begitu terus sampai tak pernah berhenti bekerja. Bawang Putih selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, sambil berharap dengan berdoa agar ibu tirinya akan mencintainya seperti anak sendiri.

Pagi itu seperti biasa Bawang Putih pergi ke kali untuk mencuci baju. Bawang Putih segera mencuci pakaian yang dibawanya, namun tak disadarinya ada selembar baju yang hanyut terbawa arus. Celakanya, baju itu adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika baju itu telah terhanyut cukup jauh Bawang Putih baru menyadarinya. Gadis itu mencoba menyusuri sungai untuk mencari namun tidak berhasil. Dengan memberanikan diri dia pun kembali ke rumah dan menceritakan kepada ibunya.
“Dasar ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya baju itu harus dicari! Jangan coba-coba pulang kalau belum menemukannya lagi!”
Tak ada pilihan lain, Bawang Putih terpaksa menuruti semuanya. Dia kembali menyusuri sungai saat matahari mulai meninggi, namun usaha itu sepertinya sia-sia. Saat langkahnya semakin jauh, matahari pun kian condong ke barat. Di sebuah tempat yang belum dikenal, Bawang Putih melihat seorang penggembala sedang memandikan kerbau.
“Wahai paman yang baik, apakah paman melihat baju merah yang hanyut?”
“Ya, tadi ada baju hanyut. Kalau kamu mengejarnya cepat-cepat, mungkin bisa menemukan,” kata paman.
“Terima kasih paman!” kata Bawang Putih sambil langsung berlari.
Ketika hari mulai gelap Bawang Putih mulai kelelahan dan khawatir karena malam akan tiba. Untung saja ia melihat cahaya lampu dari sebuah gubuk. Gadis itu pun segera menghampiri.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Tak lama kemudian seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu?” tanya nenek itu.
“Saya Bawang putih. Tadi saya mencari baju yang hanyut, dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini semalam saja?” tanya Bawang putih.
“Boleh nak, …. apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih gembira.
“Ya, tadi baju itu tersangkut di depan rumah. Sebenarnya aku menyukai baju itu, tapi akan kukembalikan asal kamu mau tinggal di sini selama seminggu. Sudah lama aku tidak ngobrol dengan siapapun. Bagaimana?” pinta nenek.
Bawang putih berpikir sejenak, ”Kasihan nenek ini, … kelihatan kesepian.” Bawang Putih pun merasa iba dan, “Baiklah nek, saya akan menemani nenek seminggu. Tapi nenek jangan bosan ya dengan aku,” kata Bawang putih sambil tersenyum.
Akhirnya Bawang putih benar-benar tinggal di rumah nenek tersebut. Setiap hari ia bantu si nenek mengerjakan pekerjaan rumah, tentu saja nenek itu merasa senang. Sampai akhirnya genap sudah seminggu mereka tinggal bersama.

“Nak, sudah seminggu kamu tinggal di sini. Aku senang karena kamu rajin dan berbakti. Sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu. Satu lagi, kau boleh memilih satu labu kuning ini sebagai hadiah. Ada dua labu, kamu boleh memilih yang mana saja,” kata nenek.
Meski menolak, Bawang Putih akhirnya memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.

Sesampainya di rumah Bawang Putih langsung menyerahkan baju ibu tirinya. Sementara ibunya memeriksa baju, Bawang Putih membawa labu ke dapur untuk diolah. Alangkah terkejutnya Bawang Putih, di dalam labu itu terdapat emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak gembira dan memberitahukan hal ini pada ibu tirinya. Dengan serakah mereka langsung merebut emas permata tersebut, dan memaksa Bawang Putih menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkannya.

Setelah mendengar cerita itu Bawang Merah dan ibunya berencana melakukan hal yang sama. Akhirnya Bawang Merah sampai juga di rumah nenek tua. Seperti Bawang Putih, Bawang Merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti Bawang Putih, selama seminggu itu Bawang Merah hanya bermalas-malasan. Setiap ada pekerjaan ia lakukan sekedarnya saja, hingga hasilnya tidak pernah bagus.

Akhirnya waktu seminggu pun berlalu, dan Nenek itu membolehkan Bawang Merah pergi. “Bukankah seharusnya nenek memberiku hadiah labu?” tanya Bawang Merah. Dengan terpaksa Nenek itu pun menyuruh Bawang Merah memilih satu labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang merah mengambil labu yang besar, dan langsung berlalu tanpa mengucapkan terima kasih.

Sesampai di rumah Bawang Merah segera menemui ibunya dan memamerkan labu besar yang dibawanya. Dengan licik mereka menyuruh Bawang Putih pergi ke sungai. Seperginya gadis itu mereka langsung membelah labu tersebut, namun ternyata tidak berisi emas permata. Di dalam labu terdapat ular, kalajengking, kecoa, laba-laba, dan binatang lain yang langsung menyerang mereka berdua. Karena tidak ada yang menolong, kedua perempuan itu tewas terkena bisa.

Sumber :


Read more ...

Cerita Rakyat : Malin Kundang





Pada jaman dahulu kala, di sebuah desa nelayan di pesisir Sumatra, hiduplah sebuah keluarga miskin. Mereka terdiri dari seorang ayah, ibu dan anak laki-laki. Begitu miskinnya mereka, gubuk tempat tinggalnya yang terbuat dari daun dan pelepah nipah, bergoyang-goyang tertiup angin. Pakaian mereka compang-camping. Badan mereka kurus kering karena kurang makan.
Malin Kundang, demikian nama anak laki-laki itu. Ia sebenarnya anak yang tampan, cerdas dan tangkas. Hanya saja, tubuhnya yang kurus dan balutan baju yang buruk membuatnya tampak sangat jelek dalam pandangan mata. Malin Kundang mempunyai bekas luka di siku tangan kanannya. Bekas luka itu cukup besar sehingga sangat mudah terlihat. Ia pernah terjatuh sewaktu mengejar anak-anak ayam tetangga dan terluka akibat terjerembab di atas batu.
Menyadari akan kemiskinan mereka, ayah Malin Kundang pergi merantau untuk mendapatkan kehidupan dan pekerjaan yang lebih layak. Akan tetapi berbilang hari, bulan, dan tahun, ayah Malin Kundang tak pernah kembali. Tinggal ibu dan anak yang malang.
Ibu Si Malin Kundang telah melupakan ayah Malin Kundang. Ia bekerja membanting tulang untuk mengisi perut mereka. Pekerjaan apapun dilakukan asalkan halal. Perempuan itu sangat menyayangi Malin Kundang.
Bertahun-tahun mereka lewati, kini Malin Kundang sudah beranjak remaja. Si Malin Kundang kini sudah mulai bisa bekerja dan membantu ibunya mencari nafkah. Ketampanan, kecerdasan dan ketangkasannya memikat banyak orang. Balutan baju buruk bertambal-tambal tidak lagi dapat menutupi pesonanya. Hingga, suatu hari seorang nakhoda kaya raya bersandar di pantai di kampung nelayan itu. Ia mengajak Malin Kundang untuk ikut berlayar bersamanya.
Dengan berat hati ibu Malin Kundang melepaskan kepergian anaknya. Ia hanya mengharapkan anaknya itu selalu ingat padanya dan kampung halamannya jika telah sukses merantau dalam pelayarannya.
Singkat cerita, ikutlah Malin Kundang berlayar dalam kapal besar itu. Ia dengan cepat menjadi orang kepercayaan dan kesayangan nakhoda kaya. Semua suka padanya. Ia cepat belajar dan bertumbuh menjadi lelaki dewasa yang kuat.
Pada suatu pelayaran mereka, kapal itu diserang perompak yang amat ganas. Nakhoda dan semua awak kapal terbunuh. Barang-barang berharga dan bermacam perhiasan dirampas. Untung nasib, para bajak laut itu tak menyadari Malin Kundang yang bersembunyi dalam suatu lubang sempit di dalam kapal. Tak ada barang apapun yang disisakan di kapal itu saat para perompak meninggalkan dan menenggelamkannya. Berhari-hari Malin Kundang terkatung-katung di tengah samudra hingga akhirnya terdampar di sebuah desa yang sangat kaya. Desa itu sangat subur dan pelabuhannya sangat maju.
Di desa ini Malin Kundang ditolong orang-orang desa. Ia kemudian memulai hidup baru dengan bekerja. Dengan cepat ia disukai banyak orang. Ia dengan cepat pula menjadi saudagar yang kaya raya. Rupanya, kecerdasan, ketampanan, dan ketangkasan serta pengalaman hidupnya yang banyak telah mengantarkannya kepada kesuksesan. Ia kemudian menikah dengan seorang putri saudagar yang kaya. Saudagar itu memiliki banyak kapal-kapal besar untuk urusan perdagangannya. Malin Kundang bersama istrinya yang cantik jelita kemudian sering bepergian dalam urusan perniagaan.
Di kampung halamannya, berita tentang keberhasilan Malin Kundang telah sering didengar oleh ibunya yang kini telah menjadi tua dan renta. Perempuan tua itu sangat merindukan anaknya. Ia yakin suatu saat anaknya yang gagah dan kaya itu akan menjemputnya. Setiap sore ia menantikan Malin Kundang di dermaga. Ia berharap Malin Kundang akan menjemputnya.
Pada suatu sore yang tenang, sebuah kapal besar merapat ke dermaga tempat di mana ibu Malin Kundang duduk setia menanti. Ketika si saudagar kaya pemilik kapal dan dan istrinya keluar berdiri di haluan kapal, yakinlah ibu Malin Kundang bahwa saudagar kaya itu adalah anaknya. Baju yang indah dan segala perhiasan yang menempel di tubuh anaknya itu tidak membutakan matanya. Ia masih dapat mengenali Malin Kundang. Perempuan tua itu semakin yakin ketika ia melihat bekas luka di tangan anaknya itu. Luka bekas terjatuh ketika Malin Kundang mengejar anak-anak ayam.
Ibu Malin Kundang langsung memeluk anaknya ketika saudagar itu turun dari kapal bersama istrinya. Ia mengucapkan kegembiraannya bahwa Malin Kundang anaknya telah menjadi orang yang berhasil dalam perantauan.
Akan tetapi, sungguh di luar dugaan ibunya. Malin Kundang merasa malu memiliki ibu yang tua renta dengan baju yang buruk compang-camping. Di hadapan istrinya, ia mengatakan bahwa ia bukanlah anak dari perempuan tua itu.
Sungguh amat terluka hati ibu Malin Kundang. Anak satu-satunya yang sangat disayanginya itu telah menyakitinya. Ia berusaha meyakinkan Malin Kundang bahwa ia memang ibunya. Tetapi Malin Kundang yang hanya karena perasaan malu mempunyai ibu yang buruk rupa terus berusaha menyanggah. Ia bahkan menjadi marah. Malin Kundang membentak dan mendorong ibunya hingga terjatuh ke tanah.
Akhirnya, perempuan tua itu menyerah. Sambil menangis Ia menadahkan tangan dan berdoa.
“Ya Allah, jadikanlah anak durhaka ini sebagai kisah untuk pelajaran berharga di masa datang. Jadikanlah ia batu karena telah durhaka kepada ibu kandungnya sendiri.”
Si Malin Kundang yang kesal dan marah segera mengajak istrinya naik ke kapal. Mereka segera mengangkat sauh dan berlayar. Tetapi hanya sekejap, badai datang menerjang. Ombak samudra bergulung-gulung. Kapal Malin Kundang yang besar dan kuat diombang-ambingkan, hingga pecah terbelah. Malin Kundang jatuh ke laut dan terdampar di pantai. Ia berusaha meminta ampun kepada ibunya, tetapi kutukan telah datang. Ketika ia bersimpuh, petir menyambar. Semua telah terlambat. Malin Kundang berubah menjadi batu. Ia menjadi pelajaran bagi siapapun yang durhaka kepada ibu.


Read more ...

Proposal Seminar Pendakian

PROPOSAL
“SEMINAR PENDAKIAN”

I.                  Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

           
 Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki banyak keindahan alam, terutama dengan keindahan gunung-gunungnya yang sangat menawan. Jumlah gunung berapi yang aktif di Indonesia sendiri sekitar 127. Dengan keadaan alam yang seperti ini cukup banyak masyarakat Indonesia yang tertarik dan ingin mencoba untuk mendaki salah satu gunung-gunung yang ada di Indonesia.

Berkaitan dengan program kerja departemen Olah Raga, maka kami selaku anggota departemen Olah Raga dari Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (BEM FIKTI) Universitas Gunadarma akan mengadakan “Seminar Pendakian” dengan tema “Trip Management & Safety Procedure”.

Seminar ini ditujukan kepada seluruh mahasiswa Universitas Gunadarma, khususnya domisili Karawaci yang memiliki ketertarikan dengan kegiatan seputar pendakian gunung. Guna untuk menambah wawasan dan keamanan  melakukan pendakian demi menghindari korban jiwa disaat pendakian, maka kami adakan seminar Pendakian Gunung ini. Selain untuk menambah wawasan dan keamanan disaat pendakian gunung, seminar ini bertujuan agar para pendaki gunung tahu bagaimana menjadi seorang pendaki yang benar, kiat-kiat yang dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

Oleh karena itu seminar ini kami selenggarakan untuk untuk menambah wawasan dan keamanan  disaat pendakian gunung para mahasiswa Universitas Gunadarma dan seluruhpihak yang terlibat dalam acara ini. Dari konteks yang sederhana ini kami atas nama panitia“Seminar Pendakian” mengharapkan dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak demi terselenggaranya  acara ini.

1.2  Maksud dan Tujuan
            Adapun maksud dan tujuan di adakan seminar ini adalah:
1.      Melaksanakan TRI DHARMA Perguruan Tinggi dan program kerja BEM FIKTI 
 Universitas Gunadarma Departemen Olahraga.
2.      Memberikan wawasan dan pengetahuan untuk masyarakat khususnya Mahasiswa Universitas Gunadarma tentang tata cara pendakian gunung yang aman dan benar.
3.      Meningkatkan rasa nasionalisme.
4.      Menumbuhkan rasa kecintaan terhadap alam.
5.      Mewujudkan tali silaturahmi yang kuat antara seluruh civitas Universitas Gunadarma.
6.      Memperkenalkan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi kepada masyarakat luas, khususnya pada mahasiswa Universitas Gunadarma.




















II.      Acara Kegiatan
                        Nama kegiatan ini adalah “Seminar Pendakian”. Dengan mengusung tema “Trip Management & Safety Procedure. Kegiatan ini berupa seminar yang diadakan oleh BEM FIKTI Universitas Gunadarma.
           
          2.1 Waktu dan Tanggal Pelaksanaan
Hari, tanggal               : Sabtu, 21 November 2016
Waktu                         : 13.00-16.00 WIB
Lokasi                         : Universitas Gunadarma Kampus K Ruang K181

                               Jalan Danau Kelapa Dua
  Karawaci, Tangerang

   2.2 Jadwal Kerja Panitia

TIMELINE
“Seminar Pendakian”


         

          2.3 Susunan Kepanitiaan
                  (Terlampir)

          2.4 Susunan Acara
                  (Terlampir)

          2.5 Susunan Anggaran
                 (Terlampir)

  2.6 Sasaran Kegiatan

Kegiatan “SEMINAR PENDAKIAN”  ini direncanakan akan dihadiri oleh:
1.      Seluruh Mahasiswa dan Mahasiswi di Universitas Gunadarma.
2.      Dosen di Universitas Gunadarma
3.      Masyarakat pemerhati pendidikan



















III.           Penutup
      Demikianlah proposal “Seminar Pendakian” kami buat. Besar harapan kami agar penyelenggaraan acara ini dapat berjalan dengan baik sesuai rencana. Kiranya melalui kegiatan ini, kami dapat meningkatkan keakrabandan menjalin tali silaturahmi antara seluruh Mahasiswa dan Mahasiswi Universitas Gunadarma.
Kami segenap panitia pelaksana mohon maaf apabila ada kalimat atau penulisan yang kurang berkenan di hati Ibu. Atas perhatian dan kerjasama dari Ibu, Kami ucapkan terima kasih.


Depok, 6 Oktober 2015

Hormat Kami,

               Ketua Pelaksana                                                                           Sekretaris




     Yusuf Effendi                                                                   Wulan Tria Purwanti
         NPM. 19113634                                                                     NPM. 1C114333

Mengetahui,
Ketua BEM FIKTI
Periode 2015-2016






Azhar Setiawan
  NPM. 11112310









LAMPIRAN 1

          SUSUNAN KEPANITIAAN


1.            Pelindung
Bapak Irwan Bastian, S.Kom., M.M.S.I., Selaku Wakil Rektor III Universitas Gunadarma.

2.            Pembina
Ibu Marliza Ganefi Gumay, S.Kom., M.M.S.I., Selaku Wakil Dekan III (Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi) Universitas Gunadarma.

3.            Penanggung Jawab
Azwar Setiawan, selaku Ketua BEM FIKTI Universitas Gunadarma.
Iza Zayynul Ahyar, selaku Wakil Ketua BEM FIKTI Universitas Gunadarma.


4.            Panitia/ Pelaksana
Ketua Pelaksana                       : Yusuf Effendi                                 (19113634)
Sekretaris                                  : Wulan Tria Purwanti                       (1C114333)
Bendahara                                 : Della Tilasnuari                               (12113151)
Koordinator Lapangan             : Dista Budi Nugroho                                   (13114200)
Koordinator Acara                   : Ferdiansyah Artha Putra                 (23113417)
                                                    Lutfi Ardiansyah                             (15113077)
                                                    Melvin Hutomo                               (15114845)
                                                    Putri Ayu                                         (18114587)
                                                    Rahayu Susanti                                (18114766)
  Koordinator HPD *                  : Eriyanti Depari                                (12113935)
                                                      Ardian Pramana                               (11113244)
                                                      Muchamad Susanto                         (16114858
                                                      Nuria Selora                                     (28114220)
                                                      Yurike Ruli Loranta                        (2C114596)


Koordinator Konsumsi             : Ghina Assyifa K                              (13113709)
                                                    Muhammad Faisal Alghifari            (17114199)
                                                    Silda Auliah                                     (1A114273)
                                                    Widya Rahmi                                  (1C114220)
                                                    Winda Haryani                                (1C114260)
Koordinator Perlengkapan        : Yudistiranda Satya N. P                 (1C114525)
                                                    Moh. Gustian Hadi Harto               (16114737)
                                                    Muhammad Ammar Ramadhan      (27114077)
                                                    Pifaldhi Anugrah                             (16113860)
                                                    Reza Dwiputranda                          (19114162)

*)  HPD          : Humas, Publikasi, dan Dokumentasi


LAMPIRAN 2
SUSUNAN ACARA

WAKTU
KEGIATAN
13.00 – 13.20
Registrasi Peserta
13.20 – 13.35
Pembukaan MC & Sambutan
13.35 – 13.40
Sambutan Wakil Dekan III
13.40 – 13.45
Sambutan Ketua Jurusan Sistem Informasi
13.45 – 13.50
Sambutan Ketua Jurusan Sistem Komputrer
13.50 – 13.55
Sambutan Ketua BEM FIKTI 2015-2016
13.55 – 14.00
Sambutan Ketua Pelaksana Seminar
14.00 – 14.40
Penyampaian Materi Oleh MAPALA UG
14.40 – 14.50
Tanya Jawab oleh MAPALA UG
14.50 – 15.30
Penyampaian Materi Oleh WANADRI
15.30 – 15.45
Tanya Jawab oleh WANADRI
15.45 – 15.55
Penyerahan kenang-kenangan  kepada Pembicara dan pembagian hadiah
15.55 – 16.00
Penutup




            LAMPIRAN 3
SUSUNAN ANGGARAN DANA
“Seminar Pendakian”

No
Rincian
Jumlah
Harga Satuan
Total
1.
Kesekretariatan
a.                   Cetak proposal
b.                  Jilid proposal
c.                   Cetak surat pengajuan
Proposal
d.                  Surat permohonan pembicara

1
1
1

1

Rp            10.000
Rp              3.000
Rp              1.000

Rp              1.000

Rp              10.000
Rp                3.000
Rp                1.000

Rp                1.000           
2.
Acara
a.                   Pembicara MAPA Gunadarma
b.                  Pembicara Wanadri
c.                   Doorprize




10




Rp            35.000

Rp.            250.000

Rp          1.500.000
Rp             350.000
3.
Humas, Publikasi dan Dokumentasi
a.                   Backdrop
b.                  Banner
c.                   Flyer
d.                  Sertifikat Peserta
Ukuran A5
e.                   Sertifikat Panitia
Ukuran A4
f.                   Sertifikat Pembicara + bingkai


4 x 2 m
4 x 2 m
100
200

30

2


Rp            17.000
Rp            17.000
Rp                 500
Rp              3.000

Rp              5.000

Rp            35.000


Rp             136.000
Rp             136.000
Rp               50.000
Rp             600.000

Rp               72.000

Rp.              70.000
4.
Konsumsi
a.                   Snack Peserta
b.                  Snack pembicara
c.                   Makan Pembicara
d.                  Makan Panitia
e.                   Air minum dus
f.                   Air minum botol

200
6
6
30
2
6

Rp              5.000
Rp              8.000
Rp            20.000
Rp            15.000
Rp            20.000
Rp              3.000

Rp          1.000.000
Rp               48.000
Rp             120.000
Rp             450.000
Rp               40.000
Rp               18.000
   
5.
Perlengkapan
a.                   Kantong Sampah

2

Rp            20.000

Rp               40.000
Total Pengeluaran
Rp         4.895.000































HALAMAN PERSETUJUAN

Nama Kegiatan                       : Seminar Pendakian
Jenis Kegiatan                         : Inisiatif
Tanggal Pengajuan Proposal  : 12 Oktober 2015
Tanggal Kegiatan                    : Sabtu, 21 November 2015
Penyelenggara / Partisipan      : BEM FIKTI Periode 2015-2016
Ketua Panitia / Delegasi          : Yusuf Effendi / 0895-0211-8696
Dana yang Disetujui               : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .



  

           Wakil Rektor III                                                         Wakil Dekan III
      Bidang Kemahasiswaan                                         Fakultas Ilmu Komputer dan TI                              
      Universitas Gunadarma







Irwan Bastian, S.Kom., M.M.S.I.                        Marliza Ganefi G., S.Kom., M.M.S.I











PROPOSAL
“SEMINAR PENDAKIAN”
(Inisiatif)









Badan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Universitas Gunadarma
2016


Read more ...
Designed By VungTauZ.Com