Breaking News

Blogger news

Kamis, 26 November 2015

Daftar Pustaka


Kali ini kita akan membahas tentang daftar pustaka. Apa yang dimaksud dengan Daftar pustaka, untuk apa daftar pustaka digunakan? Kali ini kita akan mengulasnya.

PENGERTIAN DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka adalah susunan sumber informasi yang umumnya berasal dari sumber tertulis berupa buku-buku, makalah, karangan di koran dan majalah, dan sejenisnya. Daftar pustaka dikenal juga sebagai referensi, bibliografi, sumber rujukan, atau sumber acuan. Daftar pustaka ditempatkan setelah isi karangan dan ditulis pada halaman tersendiri.
.
FUNGSI DAFTAR PUSTAKA

Dari daftar pustaka banyak hal yang dapat kita peroleh, antara lain:
Ø Memberikan informasi bahwa pernyataan yang dibuat bukan hasil pemikiran sendiri
Ø Apabila pembaca menginginkan mendalami lebih jauh pernyataan yang dikutip, dapat membaca sendiri referensi yang menjadi sumber kutipan.
Ø Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah membantu kita dalam penulisan karya tulis yang kita selesaikan.
Ø Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat.

UNSUR-UNSUR DAFTAR PUSTAKA

Hal yang perlu diketahui dalam penulisan daftar pustaka, yaitu :
Ø Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
Ø Judul buku, termasuk judul tambahannya.
Ø Data publikasi, nama penerbit, tempat terbit, tahun terbit, edisi buku tersebut.

CARA MEMBUAT DAFTAR PUSTAKA

1    Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet :
pertama; tulis nama,
kedua; tulis (tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda kurung) setelah itu beri (tanda titik), ketiga; tulis judul buku/tulisannya lalu beri (tanda titik) lagi,
keempat; tulis alamat websitenya gunakan kata (from) untuk awal judul web dll setelah itu beri tanda koma,
kelima; tulis tanggal pengambilan data tersebut ok.
2.   Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku :
pertama; penulisan nama untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama belakang ditulis beri (tanda koma), dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda koma) dan dilanjutkan dengan nama depan,
kedua; tahun pembuatan atau penerbitan buku,
ketiga; judul bukunya ingat ditulis dengan mengunakan huruf miring setelah judul gunakan (tanda titik),
keempat; tempat diterbitkannya setelah tempat penerbitan gunakan (tanda titik dua), dan
kelima; penerbit buku tersebut diakhiri dengan (tanda titik).
3.  Penulisan daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam buku yang sama :
Pertama;  tulis nama belakang dari penulis yang pertama setelah nama belakang beri (tanda koma) lalu tulis nama depan jika nama depan berupa singkatan tulis saja singkatan itu setelah nama pertama selesai beri (tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk nama kedua / ketiga ditulis sama seperti nama sali alis tidak ada perubahan, yang berubah penulisannya hanya orang pertama sedangkan orang kedua dan ketiga tetap. Setelah penulisan nama kedua selesai, nah jika tiga penulis gunakan tanda dan (&) pada nama terakhir begitupula jika penulisnya hanya dua orang saja, setelah penulisan nama selesai,
Kedua; tahun pembuatan atau cetakan buku tersebut dengan diawali [tanda kurung buka dan kurung tutup/ (  )] setelah itu beri (tanda titik).
Ketiga; judul buku atau karangan setelah itu beri (tanda koma) dan ditulis dengan huruf miring ok.
keempat; yaitu penulisan tempat penerbitan/cetakan setelah itu beri (tanda titik dua : )
dan terakhir kelima; nama perusahaan penerbit buku atau tulisan tersebut dan diakhiri (tanda titik) ok.  Untuk gelar akademik tidak ditulis dalam penulisan daftar pustaka.

CONTOH PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Ada banyak contoh penulisan daftar pustaka yang bisa menjadi panduan. Perbedaan contoh penulisan daftar pustaka ini disebabkan oleh perbedaan cara atau sistem penulisan yang digunakan. Setidaknya adalah 3 cara (sistem) yang dapat kita gunakan untuk menulis daftar pustaka, yaitu:
  • Sistem Nama dan Tahun (Name and Year System): Dikenal 2 sistem yaitu sistem Harvarddan sistem Vancouver. Daftar pustaka disusun secara abjad berdasarkan nama akhir penulis. Penunjukannya dalam karya ilmiah dengan mencantumkan tahun terbit di antara tanda kurung mengikuti nama penulis, atau dengan mencantumkan nama penulis dan tahun terbit di antara tanda kurung pada akhir kalimat.
  • Sistem Kombinasi Abjad dan Nomor (Alphabet-number system. number system with references alphabetized): Pada cara ini kutipan daftar pustaka dalam naskah karya ilmiah diberi nomor sesuai dengan nomor pada daftar pustaka yang disusun secara abjad.
  • Sistem Nomor (Citation Number System): Pada cara ini, setiap kutipan dalam naskah karya ilmiah diberi nomor secara berurutan dan susunan daftar pustaka juga mengikuti urutan seperti tercantum dalam naskah karya ilmiah dan tidak secara abjad. Nama semua penulis ditulis untuk jumlah penulis sampai dengan 6. Jika jumlahnya lebih dan 6 maka hanya 3 penulis pertama yang ditulis dan diikuti dengan kata dkk atau et.al.
Selain itu, penulisan daftar pustaka juga disesuaikan dengan asal sumber pustaka. Jika bersumber dari buku, urutan penulisan daftar pustakanya adalah nama pengarang, diikuti tahun penerbitan, dan diakhiri dengan titik. Judul buku ditulis dengan huruf miring dengan huruf besar pada awal setiap kata, kecuali kata penghubung. Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua. Penulisan rujukan dengan spasi tunggal dan jarak antara pustaka yang satu dengan yang lain adalah spasi ganda. Contoh daftar pustaka jika sumber rujukan dari buku: 
  • Wiyanto, Asul. 2008. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA Kls XI. Grasindo: Jakarta.
Penulisan daftar pustaka jika bersumber dari artikel majalah atau koran, urutan penulisannya adalah nama penulis, tanggal, bulan, dan tahun jika ada. Judul artikel ditulis dengan huruf cetak biasa (normal), dan huruf besar pada setiap huruf awal kata, kecuali kata penghubung. Nama majalah/koran dicetak miring dengan huruf besar pada setiap huruf awal kata. Nomor halaman disebut pada bagian akhir. Contoh penulisan daftar pustakanya:
  • Samsul Bahri, M. Peran Profesi Perawat di Masa Mendatang. Jawa Pos, 13 Desember, 2004. hlm. 3.
Penulisan daftar pustaka jika bersumber dari dokumen resmi pemerintah, urutan penulisannya adalah judul atau nama dokumen ditulis di depan dengan cetak miring, diikuti tahun penerbitan dokumen, kota penerbit, dan nama penerbit. Contoh penulisan daftar pustakanya: 
  • Undang-Undang Republik indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT. Duta Wahana.
Penulisan daftar pustaka jika bersumber dari skripsi, tugas akhir, atau tesis, urutan penulisannya adalah nama penulis ditulis di bagian awal, diikuti tahun yang tercantum pada sampul depan, judul tugas akhir, tesis atau skripsi yang ditulis dengan cetak miring dan diikuti dengan pernyataan tugas akhir, tesis atau skripsi tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas, serta nama perguruan tinggi tersebut. Contoh daftar pustakanya:
  • Montgomery, R. D. 1987. The Link Between Nurse and Doctor in Indonesian. Unpublished Ph. D. Dissertation, Cornell Univ. 
Penulisan daftar pustaka jika bersumber dari internet, urutan penulisannya adalah nama penulis ditulis di bagian awal, diikuti tahun, judul artikel, nama jurnal (cetak miring), dengan keterangan dalam kurung (online), volume dan nomor, diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses oleh peneliti, di antara tanda kurung. Contoh daftar pustakanya: 
  • Beath, O. A. 1995. Selenium and Other Toxic Minerals in Vegetation. Jurnal ilmu Kesehatan (online),Vol. 2, No. 5 (http//www. kes.ac.id, diakses 24 Desember 2006).



REFERENSI

·         http://rianboco.blogspot.co.id/2012/01/pengertian-cara-membuat-dan-contoh.html. (Diakses Pada 26 November 2015).

·         http://www.pengertianahli.com/2015/01/pengertian-dan-contoh-daftar-pustaka.html . ( Diakses Pada 26 November 2015).
Read more ...

Catatan Kaki



PENGERTIAN CATATAN KAKI

Catatan kaki adalah keterangan yang ditambahkan di bagian bawah halaman. Catatan kaki biasanya dicetak dengan huruf yang lebih kecil daripada huruf di teks guna menambahkan rujukan uraian di dalam naskah pokok. Catatan kaki ini menjelaskan sumber asalnya sebuah kutipan, baik kutipan langsung atau tidak langsung. Selain menjelaskan asal kutipan, catatan kaki juga sering digunakan untuk menjelaskan teks atau istilah khusus yang perlu penjelasan lebih panjang. Setiap teks yang akan dijelaskan dalam catatan kaki akan ditandai dengan nomor. Nomor tersebut akan terkait langsung dengan keterangan yang ada di catatan kaki. Dengan adanya nomor dalam catatan kaki ini, maka teks-teks yang diberi catatan tidak akan tertukar dengan catatan untu teks lainnya.

TUJUAN PENULISAN CATATAN KAKI

Tujuan penulisan catatan kaki adalah untuk menyusun pembuktian (sumber tulisan), menyatakan utang budi (kepada pengarang yang dikutip pendapatnya), menyampaikan keterangan tambahan, memperkuat uraian (intisasi, keterangan insidental materi penjelas yang kurang penting, perbaikan, dan pandangan yang bertentangan), dan merujuk bagian lain teks (uraian pada halaman lain, sebelum atau sesudahnya).

UNSUR UNSUR CATATAN KAKI

Unsur-unsur yang ada dalam catatan kaki dan cara penulisan catatan kaki adalah sebagai berikut.
  • Pengarang
  • Nama pengarang dicantumkan berdasarkan urutan biasa, Pada penunjukan nama yang kedua dan berikutnya, cukup dicantumkan nama singkat.
  • Jika terdiri atas dua atau tiga pengarang, semua namanya dicantumkan atau disertakan. Sementara itu, jika pengarangnya lebih dari 3 orang, cukup nama pertama yang dicantumkan. Nama pengarang yang lainnya digantikan atau diwakilkan dengan singkatan dkk.
  • Penunjukan terhadap sebuah kumpulan sama dengan no (a) dan (b), maka ditambah singkatan ed. (editor) di belakang nama penyunting dan dipisahkan dengan tanda koma (,).
  • Bila tidak ada pengarang/editor, langsung saja diawali dengan judul.
  • Seluruh judul mengikuti peraturan yang sama dengan daftar pustaka.
  • Setelah catatan kaki yang pertama, penyebutan sumber yang sama digantikan atau diwakilkan dengan Ibid., Op.cit., Loc.cit..
  • Setelah penunjukkan pertama sebuah artikel dalam majalah atau harian, maka berikutnya cukup dicantumkan judul majalah atau harian tanpa mencantumkan judul artikel.
  • Tempat serta tahun penerbitan dituliskan di referensi pertama dan ditempatkan di dalam tanda kurung dan juga dipisahkan dengan tanda koma, contohnya: (Bandung, 2011).
  • Majalah harus juga mencantumkan nomor jilid dan nomor halaman, tanggal, bulan dan tahun. Seluruh keterangan tersebut dituliskan di dalam kurung.
  • Data publikasi sebuah harian terdiri atas hari, tanggal, bulan, tahun, dan nomor halaman. Penanggalan ini tidak dituliskan di dalam kurung.


JENIS-JENIS CATATAN KAKI

Ada dua jenis catatan kaki yang biasa digunakan dalam penulisan karya ilmiah, yaitu:
  1. Catatan Kaki Lengkap ditulis lengkap dengan mencantumkan nama pengarang, judul buku, nama, atau nomor seri (jika ada), jumlah jilid (jika ada), nomor cetakan, nama penerbit, tahun terbit, dan nomor halaman.
  2. Catatan Kaki Singkat ditulis singkat dan terdiri dari 3 macam yaitu:
  • Ibid. (Singkatan dari Ibidum, artinya sama dengan di atas), untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya. Ditulis dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti titik (.) dan koma (,) lalu nomor halaman.
  • Op.cit. (Singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah dikutip), dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya : nama pengarang, op.cit nomor halaman.
  • Loc.cit. (Singkatan dari. loco citato, artinya tempat yang telah dikutip), seperti di atas tetapi dari halaman yang sama : nama pengarang loc.cit (tanpa nomor halaman).

CARA PENULISAN CATATAN KAKI

Cara penulisan catatan kaki memiliki beberapa aturan yang harus diperhatikan. Hal ini diterapkan agar penggunaan catatan kaki tersebut memang benar-benar berguna dan mudah dimerngeti. Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tata cara penulisan catatan kaki:
  1. Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
  2. Catatan kaki diketik berspasi satu.
  3. Diberi nomor.
  4. Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
  5. Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
  6. Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
  7. Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
  8. Keterangan yangpanjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
  9. Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup dituliskan kata ibid daripada mengulang-ngulang keterangan catatan kaki.
  10. Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keteranganop.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
  11. Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
  12. Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.
  13. Sumber yang lengkap tercantum di dalam daftar kepustakaan. Untuk skripsi/teks sumber dinyatakan dalam bentuk catatan kaki.
  14. Jika buku, majalah, atau surat kabar ditulis oleh dua atau tiga orang, nama pengarang dicantumkan semua.
  15. Jika sumbernya berasal dari internet: Nama depan dan belakang penulis, “Judul dokumen,” nama website, alamat web komplit, tanggal dokumen tersebut di download.
  16. Pengarang yang lebih dari tiga orang, ditulis hanya nama pengarang pertama, lalu di belakangnya ditulis et al., atau dkk.
  17. Nama pengarang ditulis menurut urutan nama aslinya. Pangkat atau gelar seperti Prof., Dr., Ir., dan sebagainya tidak perlu dicantumkan.
  18. Judul buku digaris bawah jika diketik dengan mesin ketik atau dicetak miring jika diketik dengan komputer.

CONTOH CATATAN KAKI

Contoh catatan kaki berikut ini akan kami bagi sesuai dengan sumber referensi yang digunakan dalam penulisan suatu halaman. Hal ini penting diperhatikan, karena masing-masing sumber memiliki teknik penulisan yang berbeda ketika dimasukkan ke dalam catatan kaki. Berikut ini contohnya:

Contoh Catatan Kaki 1 s/d 3 Pengarang

Catatan kaki jika referensinya pada buku karangan yang ditulis oleh satu hingga tiga pengarang, yaitu:
  • Chairil Anwar, Aku Ini Binatang Jalang, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1991), hlm 4.
  • Sumi Winarsih, Ridha Yulfika, Bagus Wicaksono, Belajar Bahasa Indonesia, (Bandung: Acarya, 2005), hlm. 32.

Contoh Catatan Kaki 4 atau lebih Pengarang

Contoh penulisan catatan kaki jika referensinya pada buku karangan menggunakan empat penulis atau lebih, yaitu:
  • Mahmud Hidayat, dkk., Bahasa dan Sastra Indonesia, (Klaten: Citra Aji Parama, 2004), hlm. 45.

Contoh Catatan Kaki jika Sumber berasal dari Majalah/Surat Kabar

Referensi yang berasal dari majalah atau surat kabar, maka penulisan catatan kakinya berbentuk:

  • Dinda Mutiara, "Bahasa Jawa di Ambang Kepunahan?", Kompas, 3 Mei, 1990, hlm. 5.
  • Fajar Samudra, "SMA II, Sekolah yang Kuyup Budaya Jawa," Majalah Pelajar MOP, Juni, 2005, hlm. 22.

Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya dari Buku Terjemahan

Jika sumbernya dari buku terjemahan, maka cara penulisan catatan kakinya adalah sebagai berikut:
  • Multatuli, Max Havelar, atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj. H. B. Jassin, (Jakarta: Jambatan, 1972), hlm 54.

Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya dari Artikel

Jika referensinya berupa artikel dalam antologi ataupun ensiklopedi, maka bentuk penulisan catatan kakinya, yaitu:

  • Melani Budianta, "Bercermin pada Kaki Langit: Kreativitas dan Pendidikan Sastra Pelajar Indonesia",Kaki Langit Sastra Pelajar, ed. Jamal D. Rahman, (Jakarta: Majalah Sastra Horizon dan Kaki langit,2002), hlm. 282.
  • "India", Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ikhtisar Baru-Van Hoeve, 1982), hlm. 1402-1407.
REFERENSI

·        Penulisan Catatan kaki .http://www.anneahira.com/cara-penulisan-catatan-kaki.htm . (diakses pada 26 November 2015).
·        Pengertian dan Contoh Catatan Kaki . http://www.maribelajarbk.web.id/2015/03/pengertian-dan-contoh-catatan-kaki.html. (Diakses pada 26 November 2015).
·        Catatan kaki: Pengertian, Penulis, dan Contoh .http://www.pengertianahli.com/2015/05/catatan-kaki-pengertian-penulisan-contoh.html#. (Diakses Pada 26 november 2015).


Read more ...

KUTIPAN




Pada pertemuan kali ini kita akan membahas tentang kutipan. Apa yang dimaksud dengan kutipan? Bagaimana cara penulisan kutipan? Kali ini kita akan ulas sebentar tentang kutipan.


PENGERTIAN KUTIPAN

Kutipan merupakan suatu kalimat yang berisi gagasan,ide, atau pendapat seseorang yang dijadikan baan acuan yang diambil dari berbagai sumber (media cetak, online, atau audio). Menurut KBBI kutipan memiliki arti sebagai pungutan atau petuikan. menurut KBBI, mengutip diartikan sebagai mengambil perkataan atau kaimat dari buku baik fiksi ataupun nonfiksi. orang yang mengambil kutipan biasa kita sebut dengan istila pengutip, sedangkan proses mengutip dinamakan dengan pengutipan.
Mengutip gagasan dari berbagai sumber disesuaikan dengan kebutuhan.
Dalam tulisan-tulisan ilmiah (non fiksi) kutipan banyak diambi dari buku buku terkait dengan proses ilmia tulisan yang dibuat, kutipan tersebut dibutuhkan sebagai pernyataan pendukung pernyataan penulis karya ilmiah.
Tidak anya karya nonfiiksi, tulisan-tulisan fiksi atau semifiksi biasanya memberikan gagasan yang dapat dijadikan kutipan kehidupan seseorang, Apakah kata-kata motivasi merupakan salah satu contoh kutipan?
Mengapa perlu mengutip?
Seperti yang telah dijelaskan diawal kutipan dapat dijadikan sebagai pendukung  argumentasi penulis terutama karya ilmiah yang harus logis dan sesuai fakta, tidak asal- asalan maka perlu gagasan- gagasan pendukung dari para ahli atau hasil penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, kutipan memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Landasan teori karya ilmah. Banyak penelitian – penelitian yang dilakukan karena didasarkan pada pernyataan seseorang dari berbagai sumber antara lain buku, journal, dan lainnya

b. Pandangan atau acuan. Seperti kutipan ayat- ayat Tuhan, Nabi, atau pendapt seseorang dapat dijadikan pandangan terhadap melihat sesuatu.
c. Penguat argumen. Sama seperti pada nomor 2, dalam hal ini kutipan dapat dijadikan sebagai bahan penguat argumen penulis.

PRINSIP MENGUTIP

Dalam mengutip terdapat aturan atau prinsip yang harus diperhatikan. Hal tersebut harus diperhatikan agar tulisan kita tidak dicap sebagai suatu plagiarism yaitu suatu tindak kriminal yang menjiplak gagasan seseorang sebagai hasil karyanya. Oleh karena itu agar tidak dicap plagiat, maka prinsip yang harus diperhatikan ketika mengutip yaitu:

1. Sebagai pengutip tidak diperkenankan untuk mengubah apapun, kata atau kalimat, meski bertujuan untuk membenarkan ejaan atau sebagainya. Oleh karena itu, jika menemukan ejaan yang salah dalam sumber yang dikutip,  pengutip tidak dikenankan untuk membenarkannya.
2. Dalam mengutip gagasan seseorang, pengutip diperbolehkan menghilangkan beberapa kata atau kalimat yang dikiranya tidak mengubah arti atau makna dari gagasan yang dikutip. Bagian- bagian yang dihilangkan dapat diganti dengan tanda titik atau spasi.
3. Sebelum mengutip, pengutip harus mempertimbangkan terlebih dahulu apakah kutipan tersebut perlu dilakukan atau tidak
4. Pengutip harus memperhatikan ketelitian dan ketepatan kutipan, termasuk penting atau tidak kutipan dilakukan, dari segii penulisan yang tidak mengubah makna dan lain sebagainya. Kutipan dirasa perlu jika terkait dengan teori atau hasil penemuan.
5. Perhatikan teknik dan jenis kutipan. Sebaiknya jangan terlalu sering mengunakan jenis kutipan langsung.

Pada poin lima penjelasan diatas disebutkan bahwa pengutip harus memperhatikan teknik dan jenis kutipan.

JENIS KUTIPAN

Ada berapa macam jenis kutipan??? Macam- macam kutipan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:

a. Kutipan Langsung
Jenis kutipan ini adalah kutipa yang mengutip gasasan sama persis dengan sumber aslinnya. Pengutip tidak diperkenankan untuk mengubah atu menghilangkan apapun dari pernyataan yang diambil dengan kkutipan langsung. Apabila ditemukan kesalahan kata atau kemiringan huruf harus diberi tanda [.....] untuk memberitahukan. Contoh: Darwinisme [penulisan miring dari pengutip].  Oleh karena pengutip tidak diperbolehkan untuk mengubah seikitpun, maka sepenti pada poin lima prinsip pengutipan dianjurkan untuk tidak terlalu sering menggunakan kutipan enis ini.  Hal ini karena kekayaan bahasa dan kemampuan analisis menjadi rendah, serta kutipan jenis ini cenderung memungkinkan terjadinya plagiarisme (copy-paste). Ada dua teknik mengutip dengan kutipan langsung, yaitu:

1) Kutipan tidak lebih dari empat baris

Penulisan kutipan diletakkan menyatu dengan teks non kutipan (satu alinea). Untuk menunjukkan kutipa dengan jelas, maka kutipan ditulis dengan memberi tanda petik, yang diikuti dengan nama pengarang, tahun terbit serta halaman dimana kutipan tersebut diambil dari sumber. Untuk kutipan yang berasal dari media online maka cantumkan siapa penulis artikelnya, dan tahun penulisan artikel tersebut.

Contoh: Mmenurut Darwin dalam bukunya the origin of spesies (1829:215) “variation of spesies means by natural selection”

Bagaimana jika pengutip tidak dapat menemukan sumber asli karya yang ingin dikutip. Maka pengutipan dapat ditulis seperti contoh berikut:

Menurut Darwin (dalam Rukmana, 2010:17), “variasi makhluk hidup terjadi karena proses seleksi alam”.

Jika mengutip bagian awal dan akhir, ada kalimat tengah yang tidak dibutuhkan, maka kalimat tengah tersebut dapat diganti dengan tanda elipsis (...), yaitu tanda titik sebanyak tiga kali, dan yng keempat merupakan tanda akhir kalimat.

Contoh:
“hidup tergantung bagaimana kita ingin mewujudkannya. ... . tak ada yang membatasi impian Anda, selama Anda tetap berusaha mencapainya. Jadi mulailah merancang masa depan Anda dan lakukanlah secara terus menerus. Jika Anda bisa memimpikannya, Anda dapat melakukannya” (Amir, 2009:37).
Advertisement


2) Kutipan langsung lebih dari empat baris

Karena kutipan ini termasuk kutipan yang panjang maka penulisannya dapat dipisahkan dari teks dengan jarak spasi 2,5. Dengan satu spasi untuk penulisn kutipan.

Contoh:
Proses pembentukkan manusia terjadi secara bertahap yang diawali dengan terjadinya pembuahan atau fertilisasi, dan kemudian berkembang terus sampai pembentukkan organ terjadi di dalam rahim induk betina. Seperti yang diterangkan oleh Allah dalam firmannya dalam Q.S. AL-Mu’minum: 12-14:

“ Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal dari tanah. Kemudian Kami jdikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah , lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah Pencipta Yang Paling Baik”.

b. Kutipan Tidak Langsung
Merupakan jenis kutipan dengan teknik pengutipan yang berbeda denngan kutipan langsung. Dalam kutipan tak langsung, pengutip diperbolehkan mengubah kalimat gagasan penulis dengan bahasa pengutip dengan syarat tidak mengubah makna dari gagasan tersebut. Oleh karena itu, pengutip bertanggung jawab atas kutipannya. Meski diperbolehkan mengubah, tetap saja nama penulis gagasan dan tahun terbit harus dicantumkan, hanya saja penulisan kutipan tidak perlu diberi tanda petik.

Contoh:
Banyak definisi mengenai arti cinta. Subroto (2008:16) mendefiniskan cinta sebagai suatu kehidupan. Menurutnya kehidupan terbentuk dimulai dengan bercinta.

Kutipan tak hanya menyantumkan nama, kebenaran sumber yang digunakan pengutip harus dicantumkan ke dalam daftar pustaka. Hal ini untuk memverifikasi bahwa kutipan benar-benar ada di dalam sumber yang digunakan. Dan juga, hal tersebut dapat menjadi media informasi untuk pembaca lain dalam mencari sumber asli yang dibutuhkan.

REFERENSI

·        Pengertian, Jenis dan cara menulis Kutipan .http://www.kelasindonesia.com/2015/05/pengertian-jenis-dan-cara-menulis-kutipan.html (Diakses pada 26 November 2015).


Read more ...

Selasa, 24 November 2015

Perbedaan Tema, Judul, dan Topik


Dalam membuat suatu karangan tidaklah lepas dengan ketiga hal berikut yaitu tema, topik, dan judul. Ketiganya saling berkaitan untuk membentuk suatu karangan yang baik dan benar. Akan tetapi seringkali pembuat karangan masih belum mampu untuk membedakan ketiganya, sehingga terkadang membuat si pengarang mengalami kesulitan dalam menulis karangan atau tulisannya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini akan dibahas mengenai perbedaan dari tema, topik dn judul. Sebelumnya, akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai apa itu tema, kemudian apa itu topik, dan apa itu judul. Berikut penjelasannya :




I.            TOPIK
Topik (bahasa Yunani:topoi) adalah inti dari seluruh isi tulisan yang ingin diisampaikan. Topik merupakan hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Topik tersebut selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas. Ada beberapa kriteria untuk sebuah topik yang baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis. Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan msih bersifat umum dan belum diuraikan secara lebih mendetail. Topik biasa terdiri dari satu atau dua kata yang singkat, dan memiliki persamaan serta perbedaan dengan tema karangan. Persamaan topik an tema adalah dapat dijadikan sebagai judul karangan. Sedangkan, perbedaannya ialah topik masih mengandung hal yang umum, sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah dalam membahas suatu permasalahan.
a.       Syarat-Syarat Pembuatan Topik
Dalam membuat atau menentukan sebuah topik yang mendasari suatu pembuatan karangan, terdapat beberapa syarat yang harus diperhatikan oleh pembuat karangan. Syarat-syarat tersebut antara lain sebagai berikut :
·         Topik yang dipilih harus menarik perhatian,
·         Dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca,
·         Topik yang dipilih harus mempunyai sumber acuan yang jelas atau real
·         Topik dapat diambil berdasarkan sumber pengalaman yaitu beberapa hal yang dianggap unik yang pernah dialami seseorang.

b.      Sumber-sumber Topik
Dalam menentukakan topik seperti apa yang pas untuk membuat suatu karangan, pengarang dapat memanfaatkan beberapa sumber. Sumber-sumber topik antara lain :
·         Sumber Pengamatan
·         Sumber Imajinasi
·         Sumber Pendapat atau Hasil Penalaran.

c.       Kriteria Topik
Topik yang baik dan benar dalam menyusun sebuah tulisan atau karangan harusnya memenuhi beberapa kriteria dibawah ini :
·         Topik harus menarik perhatian penulis.
·         Diketahui oleh penulis.
·         Jangan terlalu baru, jangan terlalu teknis dan jangan terlalu kontroversial.
·         Bermanfaat.
·         Jangan terlau luas.
·         Topik yang dipilih harus berada disekitar kita.
·         Topik yang dipilih harus yang menarik
·         Topik yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.
·         Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif
·         Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya.
·         Topik yang dipilih memiliki sumber acuan.

d.      Pembatasan Topik
Pembatasan topik sekurang-kurangnya dapat membantu pengarang dalam beberapa hal yaitu :
·   Memungkinkan penulis penuh dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa topik tersebut benar-benar diketahuinya.
·      Memungkinkan penulis mengadakan penelitian lebih intensif mengenai  masalahnya.
II.            TEMA
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah fondasinya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.
a.       Syarat Menentukan Tema
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa tema adalah bagian terpenting dalam penyusunan beberapa tulisan, ini berarti dalam menentukan sebuah tema tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Sebuah tema yang baik harusnya memenuhi syarat-syarat dibawah ini :

·         Tema menarik perhatian penulis.
·         Tema dikenal/diketahui dengan baik.
·         Bahan-bahannya dapat diperoleh.
·         Tema dibatasi ruang lingkupnya.

b.      Cara atau Kriteria Merumuskan Sebuah Tema
Karena tema merupakan bagian terpenting dalam membuat sebuah cerita atau karangan, berarti pengarang atau penulis perlu memperhatikan cara-cara yang dapat menuntun mereka untuk merumuskan sebuah tema yang baik dan benar selaras dengan maksud atau tujuan dari tulisan yang dibuat. Cara terebut antara lain dengan memperhatikan kriteria sebuah tema, yaitu seperti dibawah ini :
·         Kejelasan
Kejelasan merupakan hal yang sangat esensial bagi sebuah tulisan yang baik. Kejelasan dapat dilihat dari gagasan sentralnya. Kalau gagasan sentralnya jelas,  tema tersebut dapat dirumuskan dalam sebuah kalimat yang jelas. Kejelasan tema dapat pula dilihat dari subordinasi atau rincian-rinciannya.
·         Kesatuan
Kesatuan dapat dilihat dari adanya satu gagasan sentral yang menjadi landasan seluruh tulisan itu. Sebenarnya kejelasan dan kesatuan merupakan hal yang sama, hanya segi penekannannya yang berbeda. Kesatuan lebih  melihat dari persoalan bahwa hanya ada satu gagasan sentral dalam setiap tulisan. Setiap rincian dari gagasan sentral tadi hanya sebagai penunjang atau pendukung untuk memperjelas pesan yang terkandung dalan gagasan sentral.
·         Perkembangan
Perkembangan disini lebih ditekankan kepada pengembangan paragraf. Pengembangan paragraf dapat dilihat dari dua sudut, yaitu pertama, apakah gagasan yang lebih tinggi sudah diperinci secara maksimal atau belum,  kedua, apakah perincian tersebut telah disusun secara logis dan sistematis
·         Keaslian
Keaslian dapat diukur dari sudut pilihan pokok persoalan, sudut pandang, pendekatan, rangkaian kalimat, pilihan kata , dan sebagainya.
·         Judul
Sebuah judul tulisan hendaknya memenuhi kriteria sebagai berikut:
1.   Judul harus relevan, artinya,  sebuah judul harus mempunyai pertalian yang erat dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagan penting dari tema itu.
2.  nJudul harus provokatif, artinya, judul harus disusun sedemikian  rupa sehingga dapat menimbulkan keingintahuan dari tiap pembaca terhadap isi tulisan secara keseluruhan.
3.   Judul harus singkat, artinya, judul tidak boleh disusun dalam bentuk kaimat panjang.
c.       Jenis-Jenis Tema

·         Tema Jasmaniah
Tema jasmaniah adalah tema yang cenderung berkaitan dengan keadaan jasmani seorang pemuda. Tema jenis ini terfokus pada kenyataan diri manusia sebagai molekul, zat, dan jasad. Contoh tema jasmaniah adalalah tema percintaan.
·         Tema Organik
Tema organik diterjemahkan sebagai tema tentang moral karena kelompok tema ini mencakup hal-hal yang berhubungan dengan moral manusia yang wujudnya tentang hubungan antaramanusia, antara pria dan wanita.
·         Tema Sosial
Tema sosial meliputi hal-hal yang berada di luar masalah pribadi, misalnya masalah politik, pendidikan, dan propaganda.
·         Tema Egoik
Tema egoik adalah tema yang menyangkut reaksi-reaksi pribadi yang pada umumnya menentang pengaruh sosial.
·         Tema Ketuhanan
Tema ketuhanan adalah tema yang berkaitan dengan kondisi dan situasi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

III.            JUDUL
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.



a.                   Syarat Judul
·         Asli
Jangan menggunakan judul yang sudah pernah ada, bila terpaksa dapat dicarikan sinonimnya.
·         Relevan
Setelah menulis,baca ulang karangan anda, lalu carilah judul yang relevan dengan karangan anda ( harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut).
·         Provokatif
Judul tidak boleh terlalu sederhana, sehingga(calon) pembaca sudah dapat menduga isi karangan anda, kalau(calon) pembaca sudah dapat menebak isinya tentu karangan anda sudah tidak menarik lagi.
·         Singkat
Judul tidak boleh bertele-tele, harus singkat dan langsung pada inti yang ingin dibicarakan sehingga maksud yang ingin disampaikan dapat tercermin lewat judul.
·         Harus bebentuk frasa
·         Awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi,
·         Tanpa tanda baca di akhir judul karangan,
·         Menarik perhatian,
·         Logis,
·         Sesuai dengan isi.

b.               Macam-Macam Judul
Judul dibagi menjadi dua,yaitu :
1.      Judul langsung :
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan bagian utama nampak jelas.
2.      Judul tak langsung :
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

IV.            KESIMPULAN
Setelah mengenal pengertian ketiganya, baik topik, tema, dan judul akhirnya dapat disimpulkan bahwa ketiganya memiliki perbedaan yaitu seperti dibawah ini :
Tema merupakan pokok pemikiran, ide atau gagasan tertentu yang akan disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Tema juga merupakan dasar cerita (yang dipercakapkan-dsb), yang dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak,dsb.
Topik merupakan pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dsb. Topik juga merupakan ide sentral yang mengikat keseluruhan uraian, deskripsi, penjelasan, dan seluruh pembuktian.
 Judul merupakan kepala karangan (cerita, drama, dsb) atau perincian atau penjabaran dari topik dan judul dapat juga merupakan nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang menyiratkan secara pendek isi buku atau bab.
Topik masih mengandung hal umum, sedangkan tema sudah lebih spesifik dan terarah dalam membahas suatu permasalahan.

V.            REFERENSI
https://id.wikipedia.org/wiki/Tema
https://id.wikipedia.org/wiki/Topik
http://yukfuk.wordpress.com/2010/04/22/topik-tema-judul/
http://gustiayumade.wordpress.com/2010/10/16/syarat-topik-judul-dan-tema/
http://ajengputrirahayu.blogspot.com/2013/11/perbedaan-tema-topik-dan-judul.html/
Read more ...

Senin, 16 November 2015

Outline

Kali ini kita akan membahas tentang contoh Outline (kerangka karangan), tapi sebelumnya apa sih sebenarnya kerangka karangan itu sendiri? Sudah pada tahu belum? yuk langsung aja kita bahas pengertian kerangka karangan.


A. PENGERTIAN OUTLINE ( Kerangka Karangan )
Kerangka atau outline adalah suatu rencana yang memuat garis-garis besar dari suatu susunan yang akan dibuat dan berisi rangkaian ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Sedangkan karangan adalah sebuah karya tulis yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan kepada pembaca.
Jadi kerangka karangan adalah suatu suatu rencana atau rancangan yang memuat garis besar atau ide suatu kaya tulis yang disusun dengan sistematis dan terstruktur.

B. Fungsi atau Manfaat Kerangka Karangan
1. Untuk memudahkan penulisan sebuah karya tulis agar menjadi lebih sistematis dan rapih.

2. Untuk mencegah penulis keluar dari ide awal yang akan dibahas dalam suatu karangan yang akan digarap.

3. Untuk mencegah penulis membahas suatu ide atau topik bahasan yang sudah dibahas sebelumnya.

4. Untuk memudahkan penulis mencari informasi pendukung suatu karangan yang berupa data atau fakta.

5. Untuk membantu penulis mengembangkan ide-ide yang akan ditulis di dalam suatu karangan agar karangan menjadi lebih variatif dan menarik.

C. Langkah-Langkah Membuat Kerangka Karangan
Adapun cara membuat kerangka suatu karangan adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan tema dan menetukan judul suatu karangan

Sebelum membuat karangan, tentukanlah dahulu tema karangan yang akan dibuat. Tema ini yang akan mempengaruhi seluruh isi dari karangan yang akan dibuat. Pilihlah tema-tema yang sedang hangat atau tema yang menjadi kesenangan Anda. Hal ini akan sangat membatu untuk mengembangkan karangan.

Setelah mendaptkan tema, tentukan juga judul karangan yang akan dibuat. Usahakan membuat judul yang singkat dan menarik pembaca untuk membaca karangan tersebut.

2. Mengumpulkan bahan

Setelah mendapatkan tema, yang harus dilakukan adalah mengumpulkan bahan pendukung yang berupa topik-topik yang berhubungan dengan tema untuk dikembangkan menjadi sebuah karangan. Topik-topik tersebut antara lain, pengertian, tujuan, jenis, contoh, dan lain-lain.  Catatlah semua topik yang terlintas di dalam pikiran untuk memudahkan penseleksian bahan atau topik.

3. Menseleksi bahan

Setelah mendapatkan topik, seleksilah topik-topik tersebut yang sesuai dengan tema karangan dan penting. Hindari membahas topik-topik yang tidak penting untuk di bahas.

4. Mengembangkan kerangka karangan

Jika sudah mendapatkan tema, judul dan topik, buatlah karangan yang utuh dengan cara mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat. Perluas topik-topik yang telah ditentukan pada kerangka dan usahakan jangan membahas topik yang tidak ada di dalam kerangka karangan.

D. Contoh Kerangka Karangan

1. Tema    : Kesehatan
    Judul    : Manfaat Tidur Cukup Bagi Kesehatan
2. Definisi
2.1 Pengertian tidur cukup
3.  Dampak Kurang tidur
3.1 Kurang tidur dapat menyebabkan tergangunya konsentarsi
3.2 Kurang tidur mudah terserang penyakit
3.3 Kurang tidur dapat mempengaruhi emosi
4. Manfaat tidur cukup
4.1 Meningkatkan konsentrasi
4.2 Meningkatkan daya tahan tubuh
4.3 Meningkatkan energi
5. Tips agar tidur nyenyak
5.1 Berolahraga
5.2 Membuat jadwal tidur
5.3 Jangan mengkonsumsi makanan berat sebelum tidur

Tema : Air 
Judul : Manfaat Mengkonsumsi Banyak Air Putih 
1. Manfaat 
1.1 Manfaat Mengkonsumsi Air Putih 
2. Akibat Kekurangan Mengonsumsi Air Putih 
2.1 Dehidrasi 
2.2 Hilangnya Konsentrasi 
2.3 Kurang Maksimalnya Kerja Ginjal 
3. Beberapa Alasan Agar Anda Tetap Minum Cukup Air 
3.1 Membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. 
3.2 Air Dapat Membantu Mengontrol Kalori. 
3.3 Air membantu otot anda menjadi lebih bertenaga. 
3.4 Air membantu kulit tetap kelihatan indah. Kulit anda terdiri dari banyak air. 
3.5 Air menjaga kesehatan ginjal Anda. 
3.6 Air membantu menjaga fungsi normal saluran pencernaan. 
4. Tips Untuk Membantu Anda Lebih Banyak Mengkonsumsi Air Putih.
4.1 Menyediakan Air Minum Bila Anda Sedang Menyantap Makanan. 
4.2 Pilihlah Minuman Yang Anda Sukai, Anda Akan Minum Banyak Air Bila Anda Menyukainya. 
4.3 Makananlah Banyak Sayur dan Buah-buahan. Kedua Jenis Makanan Ini Mengandung Banyak Air dan 20% Dari jumlah Air Yang Masuk ke Tubuh Kita Berasal Dari Makanan. 
4.4 Bawalah Minuman Dalam Kemasan Setiap Anda Berpergian, atau
4.5 Pilihlah Minuman Sesuai Dengan Kebutuhan Anda. Bila Anda Sedang Diet, Pilihlah Minuman Yang Mengandung Sedikit Kalori.

E. Pola Penyusunanan Kerangka Karangan
Untuk memperoleh suatu susunan kerangka karangan yang teratur biasanya di gunakan beberapa tipe susunan, pola alamiah dan pola logis.

1. Pola Alamiah
Suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata.[[7]]Oleh karena itu, susunan alamiah dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu:
a. Urutan ruang ( spasial ).
Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasanya di gunakan dalam tulisan–tulisan yang bersifat deskriptif .
Contohnya : Topik (hutan yang sering mengalami kebakaran)
· Di daerah Kalimantan
· Di daerah Sulawesi
· Di daerah Sumatra

b. Urutan waktu atau urutan kronologis.
Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.
Contohnya : Topik (riwayat hidup seorang penulis)
· asal usul penulis
· pendidikan si penulis
· kondisi kehidupan penulis
· keinginan penulis
· karir penulis

c.  Urutan topik yang ada.
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di kenal dengan bagian–bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian–bagian itu harus di jelaskan berturut–turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian–bagiannya itu.

2. Pola Logis
Merupakan unit-unit karangan berurutan sesuai dengan pendekatan logika atau pola pikir manusia. Urutan susunan logis, dibagi berdasarkan:

a. Urutan klimaks dan anti klimaks.
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.
Contoh : Topik (turunnya Suharto)
· Keresahan masyarakat
· Merajalela nya praktek KKN
· Keresahan masyarakat
· Kerusuhan sosial
· Tuntutan reformasi menggema

b. Urutan umum-khusus.
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus).
Contoh : Topik (pengaruh internet)
o   Para pangguna internet
o   Anak–anak
o   Remaja
o   Dewasa
o   Manfaat internet
o   Media informasi
o   Bisnis
o   Jaringan social
o   Dan lain–lain

c. Urutan sebab-akibat.
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang menelusuri akibat–akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan–persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya.
Contoh : Topik (krisis moneter melanda tanah air)
· Tingginya harga bahan pangan
· Penyebab krisis moneter
· Dampak terjadi krisis moneter
· Solusi pemecahan masalah krisis moneter

d. Familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.

e. Akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca

f. Pemecahan Masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif–alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.
Contoh : Topik (virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya)
· Apa itu virus H1N1
· Bahaya virus H1N1
· Cara penanggulangannya

DAFTAR PUSTAKA

·         Keraf,  Gorys.  1997.  Komposisi.  Flores : Nusa Dua.Rumanigsih, Endang. 1993. Bahasa Indonesia. Semarang : CV.Triadan Jaya.Karyanto. Budi. Umum. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Pekalongan : STAIN Press
·         
     Wicakono, Andre. Bahasa Indonesia tentang Kerangka Karangan. http://satuhati-satukisah.blogspot.co.id/2013/05/bahasa-indonesia-tentang-kerangka.html. (Diakses Pada 9 November 2015).

·         Pengertian, Contoh Kerangka Karangan dan  Cara Membuatnya .http://www.kelasindonesia.com/2015/04/pengertian-contoh-kerangka-karangan-dan-cara-membuatnya.html. (Diakses Pada 9 November 2015).

·         Contoh Kerangka Karangan .http://www.disukai.com/2015/03/contoh-kerangka-karangan.html. (Diakses Pada 9 November 2015).



                                                             
Read more ...
Designed By VungTauZ.Com