Breaking News

Blogger news

Selasa, 27 Oktober 2015

KALIMAT EFEKTIF

1. PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan gagasan atau maksud yang ingin disampaikan oelh penulis atau penutur kepada pendengar atau pembacanya. Dengan kata lain, kalimat efektif mampu membuat si pembaca atau pendengar mengerti secara jelas apa yang dimaksudkan oleh penulis tanpa ada kesalahan pemahaman sedikitpun.
Kalimat efektif mempersoalkan bagaimana ia dapat mewakili secara tepat isi pikiran, ide, gagasan, dan juga perasaan seseorang. Kalimat efektif tidak saja terdapat dalam lisan, tetapi juga lebih intensif pada bahasa tulis. Kalimat dalam bentuk tukis dapat dijumpai pada karya-karya, seperti skripsi, tesis, disertasi, makalah, dan lain-lain.

2. SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF

Suatu kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif jika memiliki beberapa syarat sebagai berikut:

1. Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya.
2. Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis.
3. Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan tepat.
4. Sistematis dan tidak bertele-tele.

3. PRINSIP-PRINSIP KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif memiliki prinsip-prinsip yang harus dipenuhi yaitu kesepadanan, kepararelan, kehematan kata, kecermatan, ketegasan, kepaduan dan kelogisan kalimat. Prinsip-prinsip kalimat efektif tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

A. Kesepadanan Struktur

Kespadanan adalah keseimbangan antara gagasan atau pemikiran dengan struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat. Kesepadanan dalam kalimat ini diperlihatkan dengan adanya kesatuan gagasan dan kesatuan pikiran. Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan struktur, yaitu:

1. Memiliki subjek dan predikat yang jelas

Contoh:

Bagi semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegiatan study tour.       (Tidak efektif)
Semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegaiatan study tour.              (Efektif)

Untuk menghindari ketidak jelasan subjek, hindarilah pemakaian kata depan (Preposisi) di depan Subjek.

2. Tidak memiliki subjek yang ganda di dalam kalimat tunggal.

Contoh:

Pembangunan Jalan itu kami dibantu oleh semua warga desa. (Tidak Efektif)
Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh semua warga desa.     (Efektif)

B. Kepararelan Bentuk

Kalimat efektif memiliki kesamaan bentuk kata yang digunakan di dalam kalimat. Yang dimaksud dengan kesamaan bentuk kata adalah jika kata pertama berbentuk verba, maka kata selanjutnya berbentuk verba. Namun, jika kata pertama berbentuk nomina, maka kata selanjutnya berbentuk nomina.

Contoh:

Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan pengaplikasian definisi kaliamt efektif.       (Tidak efektif)
Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan mengaplikasikan definisi kalimat efektif.          (Efektif)
C. Kehematan Kata

Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata atau frasa yang tidak perlu digunakan. Untuk menghindari pemborosan kata di dalam kalimat, hal yang harus diperhatikan adalah: 

1. Menghindari unsur yang sama pada kalimat majemuk

2. Menghindari kesinoniman dalam kalimat

3. Menghindari penjamakan kata pada kata jamak


D. Kecermatan

Yang dimaksud kecermatan adalah cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga tidak menimbulkan kerancuan dan makna ganda.

E. Ketegasan

Kalimat efektif memberikan penegasan kepada ide pokonya sehingga ide pokonya menonjol di dalam kalimat tersebut.  Berikut cara memberikan penegasan pada kalimat efektif.

1. Meletakan kata kunci di awal kalimat

2. Mengurutkan kata secara bertahap.

Contoh:

Pertemuan itu dihadiri oleh menteri pendidikan, gubernur dan presiden.   (Tidak efektif)
Pertemuan itu dihadiri oleh presiden, menteri pendidikan dan gubernur.     (Efektif)

F. Kepaduan

Kalimat efektif memiliki kepaduan pernyataan sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
G. Kelogisan

Ide kalimat dalam kalimat efektif dapat diterima atau dimengerti oleh akal dan sesuai dengan kaidah EYD.

Demikianlah prinsip-prinsip dalam kalimat efektif yang harus ada atau dipenuhi dalam pembuatan kalimat efektif agar tujuan komunikatif kalimat tersebut dapat tersampaikan dengan jelas kepada pendengar atau pembacanya. Berikut contoh-contoh kalimat efektif :

§  Karena tidak tidur semalaman, dia terlambat datang ke sekolah.
§  Dia memakai baju merah.
§  Sesudah dipahami dan dihayati pancasila harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
§  Tugas itu bagi saya sangat mudah.
§  Semua mahasiswa diwajibkan membayar uang kuliah sebelum tanggal 26 Februari 2015.
§  Saya sedang membuat nasi goreng.
§  Selanjutnya, saya akan menjelaskan pentingnya air bagi kehidupan. 

5.  IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF

1. “Waktu dan tempat kami persilahkan!”(Tidak Efektif) . kalimat ini tidak logis seharusnya , “Bapak kepala sekolah kami persilahkan!” (Efektif)

2. “Budi membicarakan tentang pengalaman liburannya”.   (Tidak efektif) kalimat ini tidak efektif  karena tidak memiliki kepaduan pernyataan sehingga informasi yang disampaikan terpecah-pecah, seharusnya “Budi membicarakan pengalaman liburannya”. (Efektif)

3. “Sudah saya baca buku itu”. (Tidak efektif) kalimat ini tidak efektif  karena memiliki penjamakan pada kalimat, seharusnya  “Buku itu sudah saya baca”.      (Efektif)

Kesalahan suatu kalimat selain juga disebabkan oleh kesalahan yang    bersifat gramatikal, termasuk penggunaan tanda baca,dapat juga disebabkan oleh pengunaan kata yang kurang tepat atau salah artinya. Berikut ini akan dikemukakan beberapa kata yang sering membingungkan banyak orang sehingga mengakibatkan penggunaannya salah:

1.      Agar supaya
2.      Atase kebudayaan
3.      Berhubung
4.      Benar/betul
5.      Bang dan bank
6.      Besok
7.      Bersama ini saya beritahukan, bahwa...
8.      Berulangkali
9.      Berdasarkan atas; yang betul berdasarkan atas
10.  Diketemukan; yang betul ditemukan
11.   Daripada
12.  Dirgahayu
13.  Ditugasi; ditugaskan
14.  Di lain kesempatan
15.  Hadirin atau para hadirin ?
16.  Interpretasi
17.  Ibu Gubernur
18.  Jangan boleh
19.  Kebijaksanaan; kebijakan
20.  Keberatan
21.  Lengang
22.  Lengah
23.  Mau; akan
24.  Menanti; menunggu
25.  Menghimbau; yang betul mengimbau
26.  Menghindari rintangan; menghindarkan rintangan
27.  Masa; massa
28.  Makalah; masalah
29.  Mengaji; mengkaji
30.  Memajukan; mengajukan
31.  Mengenyampingkan; yang betul mengesampingkan
32.  Menanyakan; mempertanyakan
33.  Merubah; yang betul mengubah
34.  Pejabat; penjabat
35.  Pertanggungan jawab; yang betul pertanggung jawaban
36.  Perseorangan; perorangan
37.  Sampai jumpa
38.  Syarat; sarat
39.  Seminar; simposium
40.  Sanksi; sangsi
41.  Saling tolong; saling menolong
42.  Suatu keluhan-keluhan
43.  Senjang; kesenjangan
44.  Sukses
45.  Survai; survei
46.  Terampil
47.  Untuk sementara waktu
48.  Waktu dan tempat kami persilahkan!
49.  Wawasan/gagasan
50.  Wawasa; kawasan
51.  Maka
52.  Bukan..., tetapi...; atau bukan... melainkan...









DAFTAR PUSTAKA

·         Zaenal Arifin dan S. Amran tasai, Cermat Berbahasa Indonesia,(Jakarta: Akademika Pressindo) 1995, hlm 89.
·         Endang Rumaningsih, Mahir Berbahasa Indonesia, (Semarang: Rasail) 2006,hlm 108.
·         Adi Permana,Dian. Kalimat efektif dan kesalahan kalimat. http://dianadiperdana.blogspot.co.id/2013/04/kalimat-efektif-dan-kesalahan-kalimat_1918.html. (diakses pada tanggal 27 Oktober 2015).


Read more ...

Senin, 19 Oktober 2015

Membuat Kalimat Bahasa Indonesia



Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.  Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Membuat kalimat bahasa Indonesia sering kali dianggap mudah, padahal banyak hal yang sering kita lupakan dalam membuat kalimat bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tujuannya adalah supaya kalimat yang kita buat mampu dipahami dan sampai kepada orang yang membaca.

Unsur – unsur kalimat terdiri dari:

1.  SUBJEK

Subjek dala kalimat disebut juga pokok kalimat dan merupakan unsur inti dari kalimat. Biasanya berupa kata benda atau kata lain yang dibendakan. Untuk mencari subjek dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan dengan kata tanya “siapa” dan “apa”.
Contoh :
-          Pifaldhi  bermain catur.
-          Keluarga Tonias sedang berlibur ke Singapura.
-          Melukis itu melatih kreatifitas.

2.  PREDIKAT

Predikat dalam sebuah kalimat merupakan unsur inti pada kalimat yang berfungsi untuk menerangkan subjek, biasanya berupa kata kerja atau kata sifat. Untuk mencari predikat dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan dengan kata tanya “mengapa” dan “bagaimana”.
Contoh :
Rini menari dengan sangat lentur.
Sigit membeli sayur.
Paman membaca Koran.

3.  OBJEK

Dalam membuat kalimat, hal yang harus kita perhatikan juga adalah dari sisi objek. Dimana objek merupakan keterangan predikat yang erat hubungannya dengan predikat, biasanya terletak di belakang predikat. Dalam kalimat pasif, objek menduduki fungsi subjek. Terdapat dua macam objek yaitu objek penderita dan objek penyerta.
Objek penderita adalah kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kolompok kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh subjek.

Makna objek penderita :

-          Penderita
Contoh :  Pak Ali membajak sawah
-          Penerima
Contoh :   Ibu menjahit baju adik
-          Tempat
Contoh  :  Wisatawan mengunjugi Pulau Bali.
-          Alat
Contoh :   Andi melempar bola ke arah Budi.
-          Hasil
Contoh :   Anak-anak mengerjakan tugas pelajaran Bahasa Indonesia.

Objek penyerta adalah objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami sesuatu.
Makna objek penyerta :
-          Penderita.
Contoh :   Ibu membelikan adik buku baru.
-          Hasil.
Contoh :  Penjahit itu membuatkan ibu baju kebaya.

4.  KETERANGAN

Keterangan di dalam sebuah kalimat mempunyai hubungan yang renggang dengan predikat. Jenis-jenis keterangan yang harus diperhatikan dalam membuat atau membaca kalimat diantaranya adalah :
a.    Keterangan tempat
            Contoh :  Ayah akan pergi dinas ke Surabaya
b.    Keterangan alat
Contoh  :  Ibu menyajikan mie kuah dengan  mangkok
c.    Keterangan waktu
Contoh :   Erika belajar matematika setiap pukul 8 malam
d.    Keterangan tujuan
Contoh  :  Bayi sebaiknya diberi ASI yang cukup supaya sehat
e.    Keterangan penyerta
Contoh :   Ibu pergi ke pasar bersama ayah.
f.    Keterangan cara
Contoh :   Susunlah buku itu dengan rapih di rak.
g.    Keterangan similatif
Contoh  :  Pak Teguh berbicara di rapat sebagai ketua panitia acara Kurban.
h.    Keterangan sebab
Contoh  :  Toni tidak naik kelas karena tidak rajin belajar

Macam-Macam Kalimat
1.     Kalimat berita adalah suatu bentuk kalimat yang menyatakan suatu pernyataan berita atau  peristiwa yang perlu diketahui sendiri atau orang lain.
Contoh :
Pemerintah menunda kenaikan harga BBM.
Kenaikan harga BBM diikuti oleh kenaikan harga kebutuhan pokok.
Demo kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh mahasiswa di beberapa daerah mengakibatkan kerusakan beberapa fasilitas umum.

2.    Kalimat Tanya adalah Suatu bentuk susunan kalimat yang sebenarnya belum lengkap dikarenakan kalimat tersebut memerlukan suatu jawaban sebagai bagian dari kalimat yang dimaksud.
Contoh :
-          Kapan akan dilaksanakan pemilihan Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017?
-          Siapakah pemenang Indonesian Idol tahun 2014?
-          Apakah perbedaan pertamax dengan premium?

3.    Kalimat perintah merupakan bentuk susunan kalimat yang menyatakan perintah atau suruhan yang harus dikerjakan oleh orang kedua dan hubungannya erat sekali.
a.    Suruhan
Contoh : Buanglah sampah pada tempatnya
b.    Permintaan
Contoh : Mohon untuk dating langsung ke kantor Sriwijaya Air untuk melakukan penambahan biaya perubhan jadal penerbangan
c.    Larangan
Contoh : Jangan makan sambil berjalan.

4.    Kalimat ajakan merupakan bentuk susunan kalimat yang sebenarnya juga merupakan kalimat perintah yang diperluas dan erat hubungannya dengan orang kedua.
Contoh:
-          Mari kita cegah bahaya penggunaan rokok bagi perokok pasif maupun aktif.
-          Ayo kita laksanakan program kebersihan lingkungan di desa ini.

5.    Kalimat pengandaian
Contoh :
-          Andaikan saya memiliki banyak uang, saya pasti akan megajak orangtua saya keliling dunia.

6.    Kalimat harapan merupakan kalimat yang isinya mengharap suatu hal.
Contoh :
-          Semoga keluarganya selalu dalam lindungan Tuhan YME.



Daftar Pustaka

Inggrid, Elga.2011.Unsur-Unsur Kalimat.https://elgrid.wordpress.com/2011/12/26/unsur-unsur-kalimat/ (diakses pada 26 Oktober 2015)

Kelas Indonesia. 2015. Definisi dan Contoh Kalimat SPOK yang Benar.http://www.kelasindonesia.com/2015/02/definisi-dan-contoh-kalimat-spok-yang-benar.html/(diakses  26 oktober 2015).

Albarsany, M Nurkholis. 2012. Macam-Macam Kalimat.http://kholiscollection.blogspot.co.id/2012/04/macam-macam-kalimat.html (diaksees pada 26 Oktober 2015)

https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat  (diakses pada 26 oktober 2015) 


Read more ...

Minggu, 11 Oktober 2015

Diksi


1. Pengertian Diksi

          Pilihan kata (diksi) pada dasarnya adalah hasil dari upaya memlilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana. Pemilihan kata akan dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hamper sama atau bermiripan. Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata yang dapat menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar. Untuk itu, agar gagasan-gagasan tersebut dapat dengan tepat ada pada imajinasi pembaca atau pendengar, ketersediaan kata yang dimiliki oleh seorang penulis mutlak diperlukan yaitu berupa pemberdaharaan kata yang memadai, seakan akan ia memiliki daftar kata. Persoaan ketepatan pilihan kata dari daftar kata itu akan menyangkut pula masalah makna kata dan kosa kata seseorang, sehingga dari daftar kata itu dipilih salah satu kata yang paling tepat untuk mengungkapkan suatu pengertian. Tanpa menguasai sediaan kata yang cukup banyak, tidak mungkin seseorang dapat melakukan pemilihan atau seleksi kata.
Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya :
· Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang ‘diamanatkan’
· Kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.
· menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif.
Adapun begitu banyak kata dalam bahasa indonesia, beberapa kata memiliki makna yang sama seperti aku, sama, gue, dan lain sebagainya. Kata-kata tersebut memiliki makna yang sama namun kesan yang dimiliki sangat berbeda-beda. Tentu pemilihan kata ini dilakukan dengan memperhatikan kondisi dimana ia berbicara atau sedang berbicara kepada siapa. Pemilihian kata ini dikenal dengan istilah diksi. 
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi adalah pemilihan kat yang tepat dan selaras dalam penggunaanya sehingga dapat memberikan kesan / makna / efek sesuai dengan harapan. Adapun fungsi diksi ialah:
• Mudah dipahami. Pemilihan diksi yang tepat dan selaras akan memudahkan pembaca atau pendengar lebih mudah dalam memahami arti kata atau makna kalimat atau gagasan yang/hendak ingin disampaikan.  Pemilihan diksi dilakukan dengan memperhatikan situasi yang sedang berlangsung. 

Misal dalam menulis buku cerita yang memiliki tujuan anak-anak remaja sebagai sasaran pembaca, maka gunakanlah kata-kata sederhana yang mudah dipahami dengan demikian pesan moral yang ingin disampaikan akan sampai pada hati pembaca. begitupula misalnya saat rapat yang mana suasana adalah formal maka gunakan kata-kata yang baku, sesuai aturan EYD. Dengan demikian, hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihilangkan.
• Mendapatkan tujuan. Dengan menggunakan diksi yang tepat, maka peluang untuk mendapatkan tujuan lebih besar. Hal ini karena komunikasi yang berlangsung sangat efektif selain itu pemilihan kata yang sesuai dengan suasana resmi ataupun tidak resmi akan menciptakan ekspresi tertentu yang dapat menyenangkan pendengar atau pembaca.

B. Kesesuaian Diksi

Perbedaan ketepatan dan kecocokan pertama-tama mencakup soal kata mana yang akan digunakan dalam kesempatan tertentu, walaupun kadang-kadang masih ada perbedaan tambahan berupa perbedaan tata bahasa,pola kalimat, panjang atau kompleknya suatu alinea, dari beberapa segi lain. Perbedaan antara ketepatan dan kesesuaian dipersoalkan adalah apakah kita dapat mengungkapkan pikiran kita dengan cara yang sama dalam sebuah kesempatan dan lingkungan yang kita masuki.

             Syarat-syarat kesesuaian diksi adalah sebagai berikut:
1.Hindarilah sejauh mungkin bahasa aatau unsur substandard dalam situasi yang formal.
2.Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang umum hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata popular.
3.Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
4.Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang
5.Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
6.Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).
7.Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artfisial.

C. Makna Kata

Kata yang digunakan menunjukkan makna yang ingin diutarakan. Namun demikian, seringkali kata yang digunakan memiliki arti yang berbeda dengan makna itu sendiri. oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk menggunakan diksi yang akan digunakan, maka harus pembicara atau penulis harus memahami makna dan relasi kata. Menurut Chaer, makna kata dapat dibedakan menjadi:

a. Makna denotasi dan Makna konotasi

Merupakan denotasi merupakan makna yang sesungguhnya yang sesuai dengan pengertian kamus besar bahasa Indonesia. Contoh: kata “miskin”, dalam pengertian denotasi artinya ialah keadaan seseorang yang kurang dalam hal finalsial. Sementara itu makna konotasi yaitu makna lain atau makna yang bukan sebenarnya yang mungkin hanya dapat dimengerti oleh beberapa orang saja yang bersangkutan. 

Contoh: kata “alarm” dalam kalimat, “ kamu selalu datang tepat waktu,  alarm jam kamu bagus”.  Kata alarm dalam kalimat tersebut merupakan kata konotasi untuk menunjukkan makna kata “disiplin”.  Kata konotasi yang bertujuan untuk memuji disebut knotasi positif sedangkan konotasi yang mengejek atau menyindir disebut konotasi negatif. 

b. Makna leksikal dan makna gramatikal

Yaitu makna yang sesuai dengan hasil observasi atau yang memang nyata dalam kehidupan. Contoh: bakteri Salmonella sp. Menyebabkan penyakit tipus. Sedangkan makna gramatikal yaitu makna kata yang menyatakan makna jamak, menunjukkan suatu jumlah. Contoh: ada buku-buku baru di perpustakaan. Artinya ialah banyak buku baru yang datang di perpustakaan.

c. Makna referensial dan nonreferensial

Yang dimaksud dengan makna referensial yaitu kata yang mengacu atau menunjukkan kepada sesuatu. Contoh: buku biologi ada di Rak no. 7. Kata “rak no.&” merupakan frase yang menunjukkan makna referensial. Sedangkan makna nonreferensial adalah kebaikan dari kata referensial. contoh: baru saja aku membaca buku itu, tetapi aku lupa meletakkannya. Kata “tetapi” merupakan kata yang menunjukkan makna nonreferensial. 

d. Makna konseptual dan makna asosiatif

Makna konseptual merupakan makna suatu kata yang menunjukkan deskripsi kata tersebut. Contoh: pangeran pergi menunggang unta. Kata “unta” memilki makna konseptual yaitu binatang gurun berkaki empat yang dapat dijadikan sebagai alat transportasi. Sedangkan makna asosiasi merupakan makna kata yang menunjukkan hubungan yang terkait dengan kata tersebut. Contoh: kata merah memiliki hubungan berani sedangkan kata merpati dihubungkan (asosiasi) dengan kesetiaan.

e. Makna kata dan makna istilah 

Makna kata akan terlihat jelas ketika kata tersebut digunakan dalam sebuah kalimat. contoh: kata “dingin” dapat berarti mengenai suhu atau cuaca, atau menunjukkan sikap seseorang. Sementara itu makna istilah merupakan makna yang bersifat pasti atau mutlak. Hal ini karena makna istilah hanya digunakan dalam bidang-bidang tertentu. Contoh: kata dingin di atas jika digunakan dalam bidang ilmu pengetahan alam maka memiiki makna pasti menunjukkan suatu suhu.

f. Makna kias dan lugas

Makna kias ialah kata atau frase yang biasa digunakan untuk mengatakan makna secara tidak langsung. Biasa digunakan dalam majas atau peribahasa. Contoh: jangan sampai terjerat lintah darat. Frase lintah darat menunjukkan makna kias yang berarti adalah rentenir. Sedangkan makna lugas adalah kebalikan dari makna kias. Artinya dalam makna lugas terang-terangan menyebutkan makna yang sesungguhnya. Contoh: sepertinya hampir semua pejabat negara adalah koruptor. 




















REFERENSI

Devina,Novia.Pengertian Diksi dan Contohya .http://noviadevina.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-diksi-dan-contohnya.html. Diakses Pada 11 Oktober 2015

Pengertian Diksi Dan Contohnya.http://www.kelasindonesia.com/2015/05/pengertian-diksi-dan-contohnya-lengkap.html. Diakses Pada 11 Oktober 2015

Pengertian diksi dan plihan kata.http://www.peribahasaindonesia.com/pengertian-diksi-pilihan-kata/. Diakses pada 11 Oktober 2015


Read more ...
Designed By VungTauZ.Com