Kau
pergi, sehabis menutup pintu pagar sambil sekilas menoleh namamu sendiri yang
tercetak di plat alumunium itu. Hari itu musim hujan yang panjang dan
sejak itu mereka tak pernah melihatmu lagi.
Sehabis penghujan reda, plat nama itu ditumbuhi lumut sehingga tak bisa terbaca
lagi.
Hari ini seorang yang mirip denganmu nampak berhenti di depan pintu pagar
rumahmu, seperti mencari sesuatu. la bersihkan lumut dari plat itu, Ialu
dibacanya namamu nyaring-nyaring.
Kemudian ia berkisah padaku tentang pengembaraanmu
Puisi Oleh: Sapardi Djoko Damono
Blogger news
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Universitas Gunadarma
Blog Archive
-
▼
2016
(46)
-
▼
Mei
(21)
- Aku Ingin
- Yang Fana Adalah Waktu
- Kisah
- Hujan Bulan Juni
- Dalam Diriku
- Kembang Tanjung
- Hatiku Selembar Daun
- Perahu Kertas
- Kuterka Gerimis
- Tajam Hujanmu
- Puisi : Pernyataan Cinta
- Puisi Persahabatan
- Buku Harian
- Hal-Hal Penting dalam Wawancara
- Cerita Rakyat : Bawang Merah dan Bawang Putih
- Cerita Rakyat : Malin Kundang
- Proposal Seminar Pendakian
- Artikel
- Resensi
- Cerpen
- Resensi Novel Shin Suikoden
-
▼
Mei
(21)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar